Fighting GamesKamus dan Serba-Serbi Esports

Casual Market Dan Mengapa Tidak Ada yang Bisa Menyaingi Smash

Tidak bisa dipungkiri bahwa Super Smash Bros. adalah serial game yang sangat fenomenal dan sangat sulit bisa ditiru. Hanya Smash yang bisa mendatangkan puluhan karakter iconic dari banyak game terkenal dan kemudian membuat mereka bertarung. Hanya di Smash kamu bisa melihat Ryu dari Street Fighter berhadapan dengan Mario di sebuah arena dalam pertarungan yang seru dan/atau sengit.

Layaknya banyak game yang sukses, tentu saja banyak yang kemudian mencoba meniru formula sukses Smash. Harapannya tentu saja agar bisa mendapatkan paling tidak sebagian pangsa pasar dari game tersebut. Selama beberapa tahun terakhir, sudah ada beberapa perusahaan yang mencoba menyaingi Smash, mulai dari developer indie sampai raksasa seperti Warner Bros. Namun tidak ada satupun yang bisa bersaing, dan beberapa di antaranya bahkan sudah mati atau terlupakan.

Pesaing yang Datang Dan Tumbang

kenapa-saingan-smash-gagal-karakter

Sudah ada banyak game yang mencoba menggunakan salah satu atau seluruh formula sukses Super Smash Bros. Ada yang mencoba menggunakan dan memoles mekanisme gameplay platform fighter-nya, lalu ada juga yang mencoba menjadi tempat berkumpulnya berbagai karakter dari banyak franchise media yang terkenal. Tidak sedikit juga yang mencoba keduanya sekaligus.

Game indie seperti Brawlhalla dan Rivals of Aether jelas mencoba mengambil mekanisme gameplay Smash dan membawa ide mereka sendiri. Namun karena indie, mereka tentunya harus membuat karakter mereka sendiri. Hingga hari ini, hampir semua game indie ini sudah kehilangan pemainnya. Satu-satunya yang masih hidup adalah Brawlhalla yang saat artikel ini ditulis punya 5.300 concurrent players.

Perusahaan media besar jelas tidak mau kalah dan mencoba bersaing dengan Super Smash Bros. Tidak heran, karena perusahaan besar ini tidak hanya bisa meniru ide gameplay saja, tapi juga konsep all-star yang jadi ciri khas Smash. Sony punya sangat banyak game dan karakter yang iconic, dan perusahaan hiburan seperti Nickelodeon dan Warner Bros. punya banyak serial dan kartun yang bisa mereka manfaatkan.

Dalam dua tahun terakhir, ada dua game yang awalnya sempat dianggap akan menyaingi dan bahkan menggeser dominasi Smash. Pertama adalah Nickelodeon All-Star Brawl yang rilis tahun 2021 dan menghadirkan karakter-karakter dari kartun seperti Spongebob dan Danny Phantom. Kemudian tahun 2022 ada MultiVersus dengan segudang karakter milik Warner Bros. mulai dari Bugs Bunny hingga Batman.

Kedua game ini tidak hanya menganut genre yang sama yaitu platform fighter, tapi juga mendatangkan banyak karakter dari serial yang berbeda. Tidak tanggung-tanggung, MultiVersus bahkan sempat dipertandingkan di turnamen game fighting terbesar, EVO 2022, dan Smash yang jadi saingan utama sudah tidak akan muncul lagi di EVO.

kenapa-saingan-smash-gagal-chart

Namun memasuki tahun 2023, dua game yang digadang sebagai Smash killer tersebut perlahan hilang. Saat artikel ini rilis, Nickelodeon All-Star Brawl hanya punya tiga pemain. Sementar Multiversus masih dimainkan 3000 orang, tapi hanya di test server karena game tersebut akan merilis konten baru dalam waktu dekat. Jika dibandingkan ketika saat rilis dulu, jumlah pemainnya jelas jauh merosot.

Smash Lebih Komplit dan Lengkap

kenapa-saingan-smash-gagal-kirby

Ada banyak alasan kenapa Smash, terutama game terbarunya Super Smash Bros. Ultimate tidak bisa disaingi. Namun semuanya berakhir ke satu fakta sederhana: Smash adalah game yang bisa dimainkan semua orang.

Smash adalah game untuk semua orang dan semua kalangan. Memang, ada banyak karakter yang punya gimmick-nya sendiri. Namun untuk mulai bisa bermain dengan benar, kamu cuma perlu tahu beberapa tombol dan gerakan saja. Dari situ kalau mau kamu bisa mempelajari gerakan dan jurus yang lebih sulit atau mempelajari mekanisme unik karaktermu.

Smash juga dikenal dengan scene kompetitifnya, paling tidak di Amerika dan Jepang. Sebagian video Smash yang ada di YouTube juga merupakan cuplikan atau rekaman turnamen atau gameplay yang serius. Kalau kamu pernah bermain Smash, melihat rekaman turnamen ini memang menarik karena kamu bisa melihat seberapa jauh pemain bisa membuat Smash yang sejatinya adalah game party jadi sangat sengit.

Karena scene esports-nya terlihat sangat bersinar, developer yang ingin menyaingi Smash sepertinya hanya melihat itu saja. Karena itu banyak yang merilis game serupa dan mengedepankan fitur atau kualitas yang disukai pemain kompetitif. Multiversus misalnya, mengedepankan _Mode PvP online sebagai mode utama dan rollback netcode.

Namun di saat yang sama developer ini sepertinya mengabaikan bahwa mayoritas pemain Smash adalah pemain casual. Ketika dua pemain sedang beradu di sebuah turnamen, ada yang sedang bermain Smash bersama tujuh orang temannya menggunakan item. Salah satu temanmu mungkin baru pertama kali bermain Smash, tapi ia tidak peduli karena ia hanya ingin menjadi Pikachu.

Smash pada akhirnya adalah sebuah party game yang sejak awal didesain untuk dimainkan ramai-ramai bersama teman dan keluarga. Dibanding pemain kompetitif, sekali lagi, pemain casual ini jumlahnya jauh lebih banyak, dan mereka tidak akan peduli dengan jargon dan mekanisme rumit.

kenapa-saingan-smash-gagal-rumble

Untungnya Smash punya sangat banyak mode untuk pemain-pemain ini. Kalau ingin bermain sendiri, siapa saja bisa masuk Spirit Mode dan menjajal ribuan tantangan unik, atau bahkan masuk ke petualangan World of Light. Kalau kamu adalah orang yang kreatif, kamu bisa membuat arenamu sendiri dan meng-upload-nya untuk digunakan pemain lain atau sebaliknya kamu mencoba arena aneh buatan pemain lain.

Kalau kamu bosan dan ingin menikmati musik game keren, kamu bahkan bisa menjadikan Smash sebagai jukebox. Singkatnya, ada banyak hal yang bisa kamu lakukan di Smash, terlepas dari bagaimana caramu memandang game tersebut.

Mayoritas game pesain Smash tergolong minim untuk urusan ini. MultiVersus hanya punya mode PvP online, jadi kalau kamu masih pemula, masih belajar, atau hanya ingin bersantai, jangan berharap kamu bisa hidup tenang di game ini. Banyak game lain yang juga punya beberapa mode sampingan, tapi tidak selengkap dan sebanyak Smash.

kenapa-saingan-smash-gagal-musik

Ditambah dengan faktor lain seperti misalnya polesan akhir yang lebih baik, Smash pada akhirnya terus bertahan, sementara pesaingnya perlahan mati. Satu-satunya yang masih bertahan dengan tren angka yang cukup sehat adalah Brawlhalla.


Dari sini, saya rasa satu pelajaran yang perlu dipetik adalah meskipun terlihat sangat bersinar, esports bukanlah satu-satunya indikator dan target yang harus diincar ketika membuat satu game. Pelajaran ini jelas bisa dipetik dari genre lain juga, namun di platform fighters fenomena ini terlihat lebih mencolok.