Panduan

Mari Mengenal Komponen Arcade Stick, Kontroler Pilihan para Penggemar Game Fighting

Artikel ini tercetus berkat sebuah pertanyaan yang berasal dari seorang rekan kerja yang kebetulan buta akan game fighting. Sebenarnya enak mana sih antara arcade stick atau pad? Kami semua yang mengerti game fighting selalu menjawabnya dengan kalimat “tergantung dari preferensi masing-masing”.

Jawabannya yang kesannya sangat diplomatis ini sebenarnya 100% benar. Tetapi seperti tidak menambahkan pengetahuan apapun tentang kontroler yang biasa digunakan di game fighting tersebut.

Pada akhirnya, kami memutuskan untuk memperkenalkan arcade stick dari A hingga Z. Jadi kalau kamu penasaran dengan berbagai komponen arcade stick, maka kamu bisa mengikuti artikel ini hingga selesai.

Untuk mempermudah penjelasan, sebaiknya kita hanya melihat jenis-jenis arcade stick yang kebanyakan beredar di Indonesia. Baik itu arcade stick rumahan, ataupun yang terpasang di mesin arcade.

Komponen yang terlihat

Walaupun bentuknya sama, tetapi sebenarnya arcade stick memiliki berbagai tipe. Beberapa bagian yang paling gampang dibedakan dalam sekali lihat adalah layout, jumlah tombol, dan handle/top.

Layout yang beredar di Indonesia kebanyakan terbagi menjadi dua tipe. Yang pertama adalah tipe vewlix dengan 8 tombol, yang biasa eksis di mesin-mesin arcade Indonesia. Sementara tipe kedua adalah versi yang sedikit lebih tua yaitu, versi Capcom USA Street Fighter layout dengan 6 tombol.

Untuk bagian handle, kita kebanyakan mengenal ball-top yang merupakan standar utama arcade stick dari Jepang. Bat-top baru kita kenal ketika kita melihat pemain-pemain Korea yang berlaga di turnamen Tekken atau Street Fighter.

Perbedaan handle ini membuat gaya memegang arcade stick ball-top dan bat-top jadi berbeda. Bila ball-top harus digunakan dengan cara yang “halus” dan presisi, maka bat-top bisa digunakan dengan cara yang sedikit “bar-bar” dan “menghentak”. Karena perbedaan cara penggunaan ini, ball-top biasanya memiliki traveling time yang lebih pendek ketimbang bat-top.

Sementara itu bagian box atau panel, ada yang rata dengan meja, ada yang melandai mengikuti ergonomi manusia. Biasanya seorang pemain game fighting akan mendandani arcade stick miliknya. Panel ini selalu menjadi bagian utama yang dimodifikasi dengan menggunakan gambar atau artwork tertentu.

Komponen yang tidak terlihat

Komponen yang tidak terlihat dari arcade stick biasanya terdiri dari berbagai komponen yang terbagi menjadi tiga bagian. Yang pertama adalah bagian joystick, kedua adalah bagian button, dan terakhir adalah bagian board.

Joystick dan button, terlihat sebenarnya merupakan komponen yang terlihat bagian crownnya (kepala), tetapi bagian utama mereka tertanam di balik panel.

Joystick di Indonesia kebanyakan diproduksi oleh Sanwa dengan kode Sanwa JLW/JLF. Sebenarnya kita juga mengenal berbagai merk lainnya, seperti misalnya, Hori, Seimitsu, Fanta dan Happ (kini Suzohapp).

Bagian bawah dari joystick ini bisa dibagi-bagi menjadi tiga bagian penting. Mulai dari spring (per), switch, dan gate. Spring mempengaruhi seberapa keras atau kaku joystick digerakan, dan seberapa cepat tongkat joystick kembali ke posisi netral. Semakin keras dan kaku, biasanya semakin cepat juga joystick kembali ke posisi netral.

Sementara untuk switch, kami hanya menemukan dua perbedaan signifikan dari switch ini. Yang pertama adalah swicth versi standar, sedangkan yang kedua adalah switch versi silent. Versi standar akan menimbulkan bunyi ketika stick digerakan. Membuat musuh tahu kalau kamu sedang menekan joystick. Sedangkan versi silent memiliki suara yang sangat pelan sehingga sulit didengarkan oleh lawan.

Gate adalah pelat dengan lubang berbentuk khusus, seperti persegi atau lingkaran, yang menentukan secara fisik ke mana joystick dapat bergerak. Biasanya terpasang di bagian bawah joystick, membatasi bagian bawah poros. Kebanyakan orang Indonesia terbiasa dengan square gate ala jepang ketimbang circular, atau octagonal yang lebih akrab di Amerika.

Untuk bagian button, dulu kita mengenal apa yang disebut sebagai leaf switch yang terkadang tidak berfungsi ketika tembaganya habis atau bergeser. Kelemahan leaf switch ini dieliminir melalui hadirnya micro switch. Kemudian ditingkatkan lagi dengan hadirnya mechanical switch yang sama dengan yang digunakan di keyboard mechanical.

Bagian terakhir adalah board. Unit board ini berfungsi sebagai otak utama dari sebuah arcade stick. Di dalamnya kita bisa memasukan barisan kode yang membuat input kamu di joystick atau button, terbaca sebagai perintah di dalam game. Saat ini kita mengenal produsen Brook sebagai salah satu board di Indonesia. Selain Brook ada beberapa board generik yang dibuat dengan Raspberry pi atau kanibalan dari gamepad sebuah konsol.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *