Impresi Awal Point Blank: Strike
Sejak pertama kali dirilis, Point Blank langsung melejit menjadi salah satu game online favorit di Indonesia. Bahkan, di saat muncul berbagai game FPS lain yang bermaksud menggeser kedudukannya sebagai game FPS no.1 di Indonesia, Point Blank tetap tidak bergeming.
Tahun demi tahun berlalu, tetapi nyatanya waktu tetap tidak dapat membuat gamer melupakan game FPS yang sudah begitu melegenda ini. Kini, di tahun 2017, gamer akan kembali dapat merasakan bagaimana asyiknya menghabisi para lawan dengan menggunakan device mereka masing-masing. Saat ini Nexon sedang mempersiapkan sebuah game FPS generasi baru yang diberi nama Point Blank: Strike dan akan segera diluncurkan untuk pasar Asia Tenggara.
Impresi Awal Point Blank: Strike
Sebelumnya Point Blank Mobile sempat dirilis di Indonesia melalui True Digital Plus. Game tersebut memiliki banyak kendala teknis dan berbagai faktor lainnya yang tidak bisa dipecahkan begitu saja. Sementara itu Zeppeto sebagai pengembang gamenya memiliki high demand yang tidak bisa dipenuhi oleh True Digital Plus. Ujung-ujungnya game ini menghilang begitu saja.
Tidak berapa lama setelah penutupan Point Blank Mobile tersebut, kami mendapat undangan untuk merasakan secara langsung Point Blank: Strike yang kala itu kalau tidak salah masih dinamai “Project F1.” Karena bersifat rahasia, kami tidak bisa membagikan pengalaman atau impresi bermain, hingga hari ini tiba.
Berbeda dengan Point Blank Mobile yang berubah gameplay menjadi cover shooter, Point Blank: Strike mengadopsi gaya bermain Point Blank PC. Itu artinya kamu akan benar-benar melakukan aim dengan touchsreen yang ada di smartphone milikmu. Untuk memudahkan proses ini, Point Blank: Strike mengadopsi sistem auto firing.
Dengan auto firing ini kamu hanya cukup mengarahkan crosshair untuk menembak target. Proses penembakan bakal berjalan otomatis tanpa perlu menekan tombol apapun. Auto firing menjadi sebuah jembatan yang bakal mengurangi perbedaan skill antara veteran FPS mobile dengan para pemula. Walaupun memudahkan, auto firing ini menyebabkan kamu tidak memiliki recoil control. Jadi sebenarnya cukup adil karena menganut sistem high risk high reward.
Selain sistem auto firing, Point Blank: Strike memiliki skema kontrol lainnya sehingga bisa mengakomodir berbagai gaya bermain. Ada tiga skema yang dibedakan menjadi tingkat sensitivitas, ukuran, dan lokasi tombol.
Permainan bakal berlangsung dalam format 4v4 dengan berbagai map yang sudah sangat terkenal di Point Blank. Beberapa map orisinil juga dihadirkan, sehingga game ini masih memiliki ruangan lebih untuk dieksporlasi.
Untuk urusan senjata, karena berbasikan smartphone Point Blank: Strike mengadopsi sistem senjata yang berbeda dengan Point Blank. Di sini kami disuguhi sistem RNG dan penggabungan senjata. Sistem ini bisa jadi merupakan IAP utama dari Point Blank: Strike.
Point Blank: Strike memiliki berbagai mode permainan. Yang pertama adalah Team Deathmatch yang menjadi konten wajib setiap FPS. Kemudian dilanjutkan dengan AI Match, Headshot, dan Emblem Match. Mode yang terakhir adalah terjemahan bebas dari dog tag mode yang biasanya hadir di seri Call of Duty. Dalam mode ini pemain harus mengumpulkan setiap emblem yang dijatuhkan oleh pemain yang berhasil dibunuh.
Point Blank: Strike cukup ramah spesifikasi. Kamu hanya membutuhkan sebuah device dengan kemampuan setara atau lebih baik dari Samsung Galaxy S2 untuk memainkan game ini. Itu artinya kamu hanya membutuhkan RAM sebesar 1GB serta prosesor Dual-Core 1.2Ghz atau yang di atasnya. Yang perlu diperhatikan adalah, karena game ini menggunakan basis jaringan PvP yang selalu terkoneksi, maka kamu membutuhkan koneksi internet yang cukup stabil. Untuk besaran datanya sendiri, game Point Blank: Strike memerlukan ruang penyimpanan sebesar 300mb.
Game Point Blank: Strike ini rencananya akan diluncurkan pada kwartal ketiga tahun 2017 untuk OS Android dan iOS secara bersamaan.
Bagi saya Point Blank: Strike ini akan menjadi raja FPS mobile di Indonesia. Tapi semua itu kembali lagi ke cara pengemasan dan marketing scheme dari Nexon. Bila memang Nexon ingin fokus ke Indonesia, bisa dipastikan game ini bakal mencuri hati para penikmat FPS di Indonesia hingga akhirnya memiliki scene esportsnya sendiri.