Empat Hal yang Dibutuhkan Gamer untuk Menjadi Atlet Esports Profesional
Baru-baru ini kami menonton sebuah video di YouTube yang berjudul “The 4 thing it takes to be an expert”. Selama menyaksikan video tersebut kami memvalidasi keempat poin yang disebutkan oleh sang host, dengan berbagai kejadian, tokoh, dan moment di esports. Ternyata keempat hal tersebut sangat berkaitan dengan esports, terutama pemain profesional.
Apa yang membedakan kamu dengan Lemon, Donkey, Daigo Umehara, Knee, Sonic Fox, dan lain-lain? Kalian sama-sama memainkan game yang sama, dan mungkin dengan durasi yang sama juga setiap harinya. Lantas mengapa tidak semua orang bisa menjadi seperti mereka?
Kalau kamu sebut perbedaan tersebut adalah bakat, maka kamu hampir benar. Tetapi sebenarnya bakat saja tidak cukup untuk menjadi juara di dunia nyata atau esports. Kamu membutuhkan empat hal lagi, dan keempat hal tersebut kami bahas di bawah ini.
Lingkungan yang Valid
Lingkungan yang valid di sini bukanlah lingkungan yang support dengan hobi kamu bermain game. Bukan! Lingkungan di sini lebih ke bagaimana kamu mengenali sebuah kondisi yang ada di depan mu.
Bayangkan kamu ingin menjadi seorang Grandmaster di bidang catur. Apa yang perlu kamu lakukan untuk menjadi Grandmaster? Yang perlu kamu lakukan adalah bermain dan berlatih catur hingga akhirnya menjadi Grandmaster. Terdengar mudah bukan? Main terus hingga akhirnya menjadi sangat ahli.
Bila kamu berpikir hanya bermain akan menjadikan kamu seorang Grandmaster di dunia catur, maka kamu salah besar. Mengapa bisa begitu? Karena kamu tidak memahami apa yang kamu cari di setiap permainan catur yang kamu lalui. Yang kamu cari adalah pattern ataupun pola permainan yang pernah terjadi di dunia nyata. Catur bukanlah sebuah permainan yang baru. Catur sudah ditemukan 1500 tahun yang lalu dan dimainkan terus hingga saat ini.
Ada 10 pangkat 111 hingga 10 pangkat 123 langkah (termasuk langkah ilegal) di permainan catur. Setiap langkah tersebut kebanyakan sudah digunakan oleh pemain catur, hingga pada akhirnya kita mengenal berbagai pattern dengan nama masing-masing penggunanya. Ada Sicilian Defense, King’s Gambit, dan lain sebagainya.
Seorang Grandmaster wajib mengenali minimal 100 ribu pattern atau langkah pemain yang sedang dia atau lawan mainkan. Kenapa hal ini penting? Karena pada posisi menang atau kalah, kamu bakal bertemu dengan kondisi yang sama dengan sebuah pattern yang pernah terjadi sebelumnya. Untuk meraih kemenangan atau membalikan keadaan, dia harus menghafal pattern tersebut untuk mengetahui langkah yang harus diambil atau dihindari.
Kondisi tersebut merupakan sebuah indikasi kalau apa yang sedang terjadi di atas papan catur adalah sebuah lingkungan yang valid dan bisa diprediksi.
Bayangkan pattern tersebut sebagai sebuah kebiasaan pemain profesional dalam bergerak, beraksi, dan merespon setiap keadaan. Maka kamu bakal melihat sebuah kesamaan antara seorang Grandmaster catur dengan performa atlet esports profesional.
Bahkan di beberapa esports kita mengenal adanya istilah “Downloading” atau “Reading”. Keduanya mengindikasikan bagaimana kamu membaca sebuah kondisi, menemukan pattern, dan mencari solusi dari pattern atau kondisi tersebut.
Kalau kamu mencari salah satu contoh kasus terkenal dari “downloading” atau “reading” maka kamu bisa melihat video The Beast Is Unleashed. Seperti yang sudah kami bahas berkali-kali, dalam video tersebut Daigo Umehara melakukan parry yang membutuhkan frame perfect untuk membalikan keadaan dengan kondisi sangat dramatis.
Parry tersebut adalah salah satu bentuk “reading” dari gerakan Houyoku Sen milik Chun-Li yang sudah Daigo latih beratus atau beribu-ribu kali. Berbicara masalah repetisi, hal berikutnya yang harus kamu lakukan untuk menjadi seorang profesional adalah…
Mengulang dan terus mengulang
Bayangkan kamu sedang bermain sebagai Franco di Mobile Legends. Tugas kamu adalah mendisable satu hero musuh sehingga tercipta peluang untuk tim kamu menang team fight, objective, push, atau defense.
Walaupun kesannya tugas Franco “hanya” menarik musuh dan mendisable mereka dengan ultimate miliknya, tetapi apa yang kamu lakukan berhubungan dengan berbagai aksi yang repetitif atau berulang. Selain kombinasi skill, gerakan musuh di hadapan mu juga bisa dipelajari patternya dari waktu ke waktu. Dengan melihat reaksi, formasi, dan kebiasaan mereka secara repetitif, kamu bisa menarik musuh di saat yang tepat, dengan posisi paling strategis, dan kemungkinan perkenaan yang tinggi.
Pengulangan juga membuat muscle memory milikmu mengingat setiap notasi, gerakan, dan timing yang dibutuhkan untuk melakukan sesuatu, seperti misalnya mengeluarkan combo, menghindari serangan lawan, mengeluarkan ultimate, rotasi di creep, dan banyak lagi. Tanpa repetisi yang banyak, mustahil untuk menghasilkan muscle memory yang dibutuhkan.
Dengan repetisi dan pengulangan ini, kamu juga melihat interaksi lawan terhadap seluruh aksi atau gerakan yang kamu lakukan. Bila kamu sudah hafal dengan reaksi yang lawan keluarkan, kamu bisa melakukan antisipasi lebih baik, dengan membalas atau menghindari gerakan tersebut.
Bila kamu sudah hafal dengan reaksi lawan dan kamu bisa menebak reaksi berikutnya, kamu bisa saja melakukan setup dengan cara memanfaatkan pengulangan yang biasa dilakukan musuh terhadap gerakanmu. Buat dia merasa sudah bisa membaca semua gerakan atau skill yang kamu miliki, dan lakukan sesuatu yang berbeda untuk mengecoh mereka. Hal ini akan membuat mereka menjadi lebih berhati-hati lagi ketika berhadapan denganmu untuk kedua kalinya.
Feedback yang teratur
Feedback di sini bukan cuman komentar dari pelatih, lawan, atau rekan satu tim. Feedback di sini bisa diartikan sebagai efek langsung dari seluruh pengulangan atau repetisi yang kamu lakukan sebelumnya.
Bayangkan kamu seorang petenis yang melatih gerakan backhand milikmu. Latihan backhand tersebut terus kamu lakukan tanpa mendapatkan feedback apapun. Hasilnya? Kamu bisa saja salah latihan sehingga yang kamu lakukan adalah percuma.
Untuk masalah latihan tenis di atas,feedback yang teratur dari latihan kamu akan berasal dari banyaknya bola yang masuk atau keluar dari lapangan. Semakin terlatih gerakan backhand tersebut, semakin banyak bola yang masuk dan jatuh di tempat yang kamu inginkan.
Pada esports, feedback yang teratur datang dari banyak hal, seperti misalnya kalah menangnya game yang kamu mainkan, sukses tidaknya kombo atau gerakan yang kamu lakukan. Berhasilkah koordinasi yang kamu jalankan dengan tim kamu, dan banyak lagi.
Pada intinya, tanpa feedback yang terus-menerus mustahil untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di sebuah pertandingan. Selain itu feedback juga berguna untuk mengetahui kemampuan yang kamu miliki saat ini.
Selain itu kamu juga harus ingat kalau kebanyakan esports atau kompetisi itu dijalankan secara versus atau bermusuhan. Sehingga mau tidak mau kamu akan langsung mendapatkan feedback di pertandingan. Walaupun sejatinya feedback di pertandingan sebaiknya kamu peroleh ketika kamu sudah siap dan memiliki kemampuan tinggi sehingga tidak terkena mental down.
Jadi jangan pernah berhenti untuk mencari atau menerima feedback secara terus-menerus dan teratur. Semuanya tentu saja demi perkembangan kemampuan milikmu, dan penilaian apakah latihan yang kamu jalani sudah efektif atau belum.
Latihan yang disengaja
Sebagai profesional atau atlet esports kamu tidak boleh kaget dengan kondisi turnamen atau pertandingan. Tidak ada kejutan yang akan mengacaukan permainanmu, apapun bentuk kejutannya. Karena itu kamu butuh metode latihan yang sengaja dan sering kamu lakukan.
Latihan ini harus berstruktur dan berusaha mengeksplorasi kelebihan atau kekurangan yang kamu miliki. Dengan begitu kamu tidak akan pernah terkejut dengan taktik yang dijalankan lawan, atau dengan kondisi yang kamu hadapi secara langsung.
Bila kamu sangat jago menggunakan satu hero, senjata, atau karakter, maka kamu juga harus mencoba karakter yang paling buruk atau yang paling tidak bisa kamu mainkan. Minimal dengan berlatih menggunakan sesuatu yang kamu tidak kuasai dengan baik, kamu akan mendapatkan feeling atau bayangan cara karakter tersebut digunakan.
Ketika kamu berlanjut hingga menguasai hero-hero atau karakter di luar andalanmu, otomatis pool karaktermu akan semakin banyak. Hal ini juga bakal menghindari kamu hanya menguasai hero-hero tertentu sehingga bisa terkena counter pick ketika di MOBA, ban, dan lain sebagainya.
Pada intinya kamu sebaiknya tidak menjadi “one shoot” di game apapun, tapi kamu juga jangan menjadi “jack of all trades”. Bisa semuanya bukan berarti harus jago semua. Bisa satu saja, bukan berarti tidak tahu yang lainnya.
Dengan berlatih menggunakan hero, senjata, atau karakter lainnya, kamu jadi tidak memiliki waktu untuk berhenti berlatih. Sebab setiap saat akan ada hero, senjata, atau karakter baru yang harus kamu pelajari hingga tahu atau jago ketika menggunakan hero tersebut. Dengan begitu kamu tidak akan pernah bisa dikejutkan oleh lawan dalam kondisi apapun.