Dota 2

Mengapa Critical Hit Selalu Diagungkan Di Banyak Game

Salah satu hal yang paling sering diagungkan di sebuah game adalah damage. Dalam banyak game, pemain punya banyak cara untuk meningkatkan damage output. Tapi di hampir semua game, critical hit adalah cara yang paling dicari untuk melibas musuh. Menariknya, hingga saat ini, critical hit adalah salah satu cara yang paling umum dan diagungkan untuk meningkatkan damage output.

Tapi dari mana sebenarnya konsep critical hit lahir, dan mengapa konsep ini jadi sangat dicari di banyak game yang mengandalkan damage? Lalu bagaimana critical hit diimplementasikan di berbagai game?

Dari Tabletop Menjalar Ke Game Digital

mengapa-critical-diagungkan-dq
Sumber: Youtube @JB Sprinles

Konsep critical hit lahir di tabletop RPG seperti Dungeon And Dragons. Dalam permainan itu, ketika menyerang musuh, kamu bisa melempar dadu sekali lagi untuk menghasilkan damage yang lebih besar dari kekuatan seranganmu.

Konsep ini kemudian diimplementasikan di salah satu nenek moyang JRPG: Dragon Quest. Dalam game Dragon Quest pertama, ketika menyerang, sistem dalam game akan mengacak angka dari satu hingga 64. Jika mendapatkan angka yang tepat, seranganmu akan menghasilkan critical atau damage yang lebih besar.

Setelah itu, konsep critical hit kemudian diimplementasikan di banyak genre game. Critical hit jadi salah satu aspek gameplay yang akan selalu kamu temui di RPG. Tapi game MOBA bahkan fighting pun ada yang mengimplementasikan critical hit dengan cara yang berbeda.

Cara Untuk Melewati Batas

mengapa-critical-diagungkan-genshin
Sumber: IGN

Sejatinya, criitcal hit hadir untuk mencegah sebuah game jadi terlalu mudah diprediksi. Dalam game RPG, combat yang hanya berkisar pada menghasilkan damage sebesar mungkin akan jadi sangat membosankan. Kamu hanya perlu mencari cara menghasilkan damage yang besar, kemudian lakukan hingga game tersebut tamat. Sayangnya ini akan membuat permainan jadi sangat membosankan karena minimnya variasi.

Game RPG kemudian mengimplementasikan beberapa mekanisme unik untuk membuat combat lebih menarik. Status debuff seperti Poison adalah salah satu aspek yang unik tapi juga konsisten. Sementara itu critical hit juga menghadirkan kejutan dan variasi, hanya saja dalam bentuk yang lebih acak.

Meskipun cukup beragam, bentuk implementasi critical hit yang paling umum adalah melalui peluang dalam bentuk persentase. Misalnya jika karaktermu punya peluang critical sebesar 50 persen, artinya secara rata-rata satu dari dua pukulanmu akan menghasilkan critical hit. Bentuk implementasi ini sering kamu temui di banyak genre mulai dari MOBA hingga game action.

Critical hit bukanlah sesuatu yang bisa sepenuhnya diprediksi. Meskipun begitu, critical merupakan salah satu aspek yang cukup diagungkan di banyak game. Alasannya sebenarnya cukup sederhana: critical adalah satu-satunya cara untuk melampaui batasan kekuatan karaktermu.

Karakter dalam sebuah game biasanya punya batasan kekuatan. Jika karaktermu sudah mencapai titik terkuat, kamu mungkin tidak akan bisa lagi menghasilkan damage yang lebih besar dengan cara biasa. Nah, untuk melampaui batasan itu, kamu harus mencari cara lain, salah satunya yang paling umum adalah critical. Tidak hanya itu, kelipatan yang bisa kamu hasilkan melalui critical hit juga jauh lebih besar. Jika kamu punya damage yang sudah besar, bisa menghasilkan damage dua kali lipat melalui critical hit tentu saja akan sangat signifikan.

Tidak Semua Esports Perlu Critical Hit

mengapa-critical-diagungkan-pokemon
Sumber: Inverse

Untuk pengalaman bermain, critical menghadirkan sesuatu yang tidak bisa diprediksi. Artinya critical bisa menghadirkan momen yang seru untuk pemainnya karena akan mengubah kondisi permainan di saat itu juga. Ketika menghasilkan critical, kamu tiba-tiba bisa mengalahkan lawanmu lebih cepat, atau sebaliknya ketika menerima critical hit, kamu tiba-tiba harus mencari cara untuk tetap hidup saat itu juga.

Namun dalam konteks esports, critical hit yang umumnya tidak konsisten bukanlah hal yang selalu diinginkan. Artinya implementasinya tidak boleh sembarangan, dan tidak semua genre esports perlu mekanisme critical hit.

Sebagai ajang untuk mencari siapa pemain atau tim yang paling jago, game esports dituntut memiliki konsistensi. Artinya elemen yang murni acak dan tidak bisa diprediksi biasanya haram ada di game esports. Alasannya tentu saja karena kamu tidak ingin upayamu tiba-tiba hilang begitu saja karena sesuatu yang sama sekali tidak bisa kamu prediksi.

Dalam game esports, critical hit yang masih diterima biasanya yang ada dalam bentuk peluang persentase. Karena kalau lawanmu membeli item yang memberikan critical hit 50 persen, kamu tentu akan mengantisipasi bahwa satu dari dua serangan lawan tersebut akan menghasilkan critical hit.

Tapi tidak semua genre bisa menerima konsep yang sama. Fighting game misalnya, sangat anti dengan elemen acak dalam bentuk apapun, termasuk critical hit. Semuanya tergantung pada apa yang diadu di game tersebut. Dalam game MOBA misalnya, kamu mengadu kemampuan kedua tim dalam mengatur strategi dan secara individu mengeksekusi game tersebut. Tapi dalam game fighting, kamu murni mengadu keahlian kedua pemain. Hadirnya elemen acak akan membuat pertandingan terasa tidak adil karena pemain yang lebih jago bisa saja tidak jadi pemenang karena lawannya lebih beruntung.