VCT Masters Copenhagen: PRX dan OpTic di Final Upper Bracket
Sejumlah pertandingan VCT Masters Copenhagen terjadi di weekend minggu lalu. Dalam rentang tiga hari, dua tim bakal melaju ke babak final upper bracket, sementara dua tim akan angkat kaki dari Denmark. Di upper bracket, Paper Rex (PRX) menantang juara EMEA, Fnatic, yang disusul dengan laga ulang antara OpTic Gaming dan DRX. Kemudian, ada Guild Esports, FunPlus Phoenix (FPX), Leviatan, dan XSET yang berjuang di lower bracket.
Berikut adalah update dari VCT Masters Copenhagen.
PRX dan OpTic menuju final upper bracket
Ujian berikutnya dari PRX adalah Fnatic, tim yang sedang dalam performa terbaik setelah kehadiran Alfajer. Terlebih, setelah f0rsaken, d4v4i, Jinggg, dan pelatihnya, Alecks, harus ditempatkan di lokasi terpisah karena terkena virus Covid. Namun, meski seakan di-nerf oleh alam, PRX tetap menampilkan permainan yang gemilang dan tak kenal takut.
Terbukti dengan keberhasilan mereka mengimbangi permainan di map pilihan Fnatic, Ascent. Dengan skor 6-6 di pertengahan babak, peluang kedua tim untuk memenangkan pertandingan masih terbuka lebar. Beberapa pola permainan agresif dari Jinggg, walau berperan sebagai defender, serta momen clutch dari Mindfreak cukup menghancurkan ritme permainan Fnatic. Alhasil, PRX mampu memenangkan pertandingan dengan skor tipis 13-11.
Fnatic mengambil langkah yang cukup berani karena tidak melakukan ban terhadap Bind. Permainan Yoru dari f0rsaken sempat terbaca oleh Boaster, namun pemain asal Indonesia tersebut masih dapat memberikan sejumlah kejutan terhadap lawannya. Duo maut dari PRX berhasil mematahkan permainan Fnatic dan perwakilan dari APAC itu mempertahankan rekor kemenangan 100 persen mereka di Bind.
Lawan PRX selanjutnya dari adalah OpTic. Setelah menendang tim dari wilayah yang sama, Xset, ke lower bracket, mereka kemudian berhadapan dengan lawan yang familiar, yaitu DRX. Tim asal Korea Selatan ini pun tentu tidak boleh dianggap remeh oleh siapapun. Apalagi, DRX punya misi balas dendam terhadap OpTic.
Motivasi tersebut jelas terlihat di map pertama, Fracture. Meski ini adalah map pilihan lawan, DRX bisa tampil dominan dan memenangkan pertandingan dengan skor telak 13-4. Namun, bukan OpTic namanya jika tidak punya strategi untuk comeback. Di Breeze yang merupakan pilihan DRX, hasil 13-4 kembali terjadi, tapi kali ini kemenangan ada di tangan OpTic.
Dominasi wakil dari Amerika Utara itu kembali terlihat di map penentu, Bind. Akan tetapi, DRX yang tak mau turun ke lower bracket terlalu mudah memberikan perlawanan sengit. OpTic memang unggul 8-4 di pertengahan babak, namun DRX sukses mengejar ketertinggalan hingga skor berubah menjadi 11-11. Sayangnya, dengan Thrifty, OpTic menjadi tim pertama yang masuk ke match point dan pada akhirnya menutup pertandingan dengan kemenangan.
XSET dan Guild terlempar dari kompetisi
Kutukan juara dari wilayah Amerika Utara kembali terjadi di Copenhagen. Setelah The Guard yang harus pulang dari Reykjavik tanpa memenangkan satu pertandingan pun, di Copenhagen nasib yang sama terjadi kepada XSET. Lawan mereka adalah Leviatan, tim dari wilayah LATAM yang takluk di tangan DRX.
XSET sebenarnya punya peluang untuk memenangkan pertandingan. Poin di map pertama, Split, berhasil direbut oleh BcJ dan kawan-kawan. Sayangnya, Leviatan mampu melakukan comeback di dua pertandingan selanjutnya. Lebih menyedihkan, XSET harus takluk di dua masa overtime.
Menyusul XSET, ada Guild yang harus pulang setelah takluk dari FPX. Kedua tim sudah pernah bertemu di babak kualifikasi EMEA, di mana FPX menang dengan skor 3-0. Kembalinya Suygetsu ke roster FPX benar-benar memberikan angin segar kepada tim. Tak hanya memberikan kemenangan 2-1 kepada timnya, Suygetsu juga berhasil menjadi MVP di pertandingan LAN pertamanya.