Bagaimana Phoenix Menjadi Agent yang “Tidak Berguna” di VALORANT
Jika VALORANT sempat punya Astra sebagai Agent broken, maka game ini juga punya karakter yang bisa dibilang hampir tidak berguna. Agent itu tak lain dan tak bukan adalah Phoenix. Membandingkan Phoenix dengan Jett seakan membandingkan bumi dan langit, perbedaan keduanya sangatlah jauh. Walau sudah di-nerf sekalipun, Jett tetap menjadi primadona di VALORANT, sementara Phoenix sudah menjadi abu.
Phoenix adalah salah satu Agent yang dirilis pada awal peluncuran VALORANT. Sebagai Duelist dan sebuah karakter, Phoenix sebenarnya memiliki kemampuan yang “lengkap”. Dia punya flash, molly yang seperti molotov, tembok yang bisa menutup pandangan lawan, dan Ultimate yang memberikannya nyawa kedua.
Dengan sejumlah kemampuan dari Phoenix tersebut, Riot Games seakan ingin menarik para pemain Counter-Strike: Global Offensive (CS:GO) untuk bermain VALORANT. Cara itu bisa dibilang cukup berhasil. Phoenix membuat para pemain CS:GO seperti tidak pernah meninggalkan game buatan Valve itu. Sayangnya, kesuksesan Agent ini tidak bertahan lama.
Semakin berkembangnya VALORANT, semakin banyak pemain juga yang tahu cara kerja dari game ini. Mereka sadar bahwa game ini bukan hanya sekadar copy dari CS:GO. Phoenix, yang pernah menjadi muka dari VALORANT, mulai ditinggalkan oleh para pemain. Tak hanya oleh pemain biasa, tim-tim profesional pun sudah tidak menggunakan jasanya lagi dan memilih untuk memakai Duelist atau Agent yang punya nilai lebih dibanding Phoenix.
Sebenarnya, apa yang menyebabkan jatuhnya Phoenix di VALORANT?
Kemampuan yang tertinggal jauh
Seperti yang sudah kami sebut di atas, Phoenix sebenarnya punya kemampuan yang terbilang lengkap sebagai Duelist yang tugas utamanya adalah melakukan entry. Tak hanya itu, Phoenix juga bisa melakukan healing dengan dua kemampuannya, Blaze dan Hot Hands. Di awal perilisannya, tidak ada Agent yang punya kemampuan seperti Phoenix.
Akan tetapi, waktu terus berlalu dan zaman telah berubah. Riot mulai merilis Agent-agent baru dengan kemampuan yang mirip dengan Phoenix, namun lebih baik ketimbang dirinya. Flash KAY/O, yang tak punya cue suara dan bisa dilempar dari jarak jauh, jelas lebih mengingatkan kita kepada flashbang yang ada di CS:GO. Tak hanya itu, KAY/O juga dilengkapi molly yang tak kalah sakit dengan kemampuan milik Phoenix.
Tembok apinya bahkan terlihat seperti mainan anak kecil jika dibandingkan dengan tembok api milik Neon. Kelebihan dari Blaze, selain mengganggu pandangan lawan, adalah bisa menyembuhkan Phoenix dan sedikit dapat diarahkan. Namun, tembok tersebut hanya menutup satu sisi saja dan bisa melukai rekan satu tim.
Ultimate miliknya, Run It Back, memang memberikan nyawa tambahan kepada Phoenix. Sayangnya, dengan level permainan yang semakin tinggi, Ultimate ini akan dengan mudah diatasi. Dengan cue suara serta adanya delay ketika kembali ke tempat asalnya, musuh bisa saja menunggu di sana dan siap untuk membunuh Phoenix dengan pisau mereka.
Singkatnya, Phoenix adalah seorang boomer yang ketinggalan zaman. Di antara enam Duelist di VALORANT, Agent ini berada di urutan terakhir untuk dipilih oleh para pemain. Bahkan, dibandingkan dengan Yoru sekalipun, Phoenix tak dapat bersaing dan tetap menjadi Agent yang “tidak berguna”. Sebelum Phoenix di-buff atau di-rework seperti Yoru, nasibnya kemungkinan besar tidak akan berubah.
Phoenix akan di-buff?
Terbenamnya Phoenix di dasar pilihan Agent membuat komunitas berharap bahwa karakter ini mendapat buff atau rework. Setelah sekian lama, harapan tersebut nampaknya akan terkabul sebentar lagi. Berdasarkan sejumlah bocoran yang ada, uji coba buff terhadap Agent ini sedang dilakukan oleh Riot.
Curveball atau flash dari Phoenix, bakal pecah lebih cepat dan memiliki efek yang lebih lama. Lalu, Phoenix akan mengeluarkan senjatanya lebih cepat jika berhenti menggunakan Blaze. Ketika menggunakan Ultimate miliknya, shield dari Phoenix tidak akan berkurang apabila kembali ke tempat spawn.
Belum jelas kapan Riot akan mengeluarkan buff tersebut. Kemungkinan besar, Phoenix akan mendapatkannya melalui patch 5.01. Untuk saat ini, kita paling tidak tahu bahwa karakter ini akan mendapatkan buff. Apakah buff tersebut akan menghidupkan kembali dirinya? Atau buff itu tak mampu membuat Phoenix menyanggupi nama yang diberikan oleh Riot? Hanya waktu yang akan berbicara.