League of Legends

Setelah 6 Kali Rework, Karakter MOBA Ini Masih Belum Balance

Salah satu daya tarik yang membuat game MOBA seru adalah permainannya selalu berubah. Balance patch membuat metagame di sebuah MOBA selalu berubah. Artinya kamu selalu belajar sesuatu yang baru, bahkan dari karakter yang selalu kamu gunakan.

Kadang ada saatnya karakter atau mekanisme dalam permainan dianggap tidak layak atau perlu diubah. Ini sudah sering terjadi di banyak game. Dota 2 misalnya, sudah mengalami perubahan map dan kehadiran mekanisme baru seperti Talent dan Neutral Item. League of Legends juga sama dengan bentuk map dan juga sistem Rune. Lalu di semua game MOBA pasti akan ada karakter yang mendapatkan rework alias skillset-nya dirombak.

Satu karakter mendapatkan satu perombakan mungkin sudah lumrah. Tapi lain cerita jika karakter tersebut sudah mendapatkan rework sebanyak enam kali dan masih belum bisa menemukan bentuk. Kalau kamu main League of Legends, kamu harusnya tahu karakter ini: Ryze.

Antara Broken Atau Menghilang Dari Meta

Ryze adalah salah satu karakter utama yang dibuat di League of Legends di tahun 2009. Ia juga merupakan salah satu karakter maskot di game ini dan muncul di berbagai video promosi. Tapi satu hal yang jadi ciri khas Ryze adalah, ia selalu mendapatkan revamp.

Sebelum League of Legends bisa dimainkan pun, Ryze sebenarnya sudah mengalami revamp secara internal sebanyak dua kali. Artinya, Ryze pertama yang dimainkan oleh pemain League of Legends di tahun 2009 adalah Ryze versi ketiga. Ketika pertama kali rilis, Ryze adalah salah satu Champion yang cukup populer baik di public matchmaking maupun kompetitif. Ia juga punya identitas yang cukup jelas yaitu late game hyper carry. Namun seiring waktu, tepatnya di tahun 2014, ia kemudian mendapatkan posisi yang membuatnya jadi broken: top lane, bukan di mid tempat ia awalnya sering digunakan.

Karena dianggap terlalu kuat, Ryze kemudian mendapatkan nerf dan jadi tidak pernah dimainkan sama sekali. Karena buff dan nerf tidak menemukan titik tengah yang ideal untuk Ryze, Riot Games memutuskan untuk merombak Champion tersebut. Tahun 2015, ia mendapatkan pasif baru, dan sayangnya pasif tersebut justru menghadirkan masalah baru.

Pasif baru tersebut membuat Ryze bisa mengumpulkan stack yang jika terkumpul hingga lima, akan membuat semua ability-nya jadi tidak punya cooldown. Singkatnya, pasif tersebut membuat Ryze jadi seperti machine gun. Ryze jadi Champion paling kuat di League of Legends tahun itu. Ini membuatnya jadi Champion yang wajib di-pick atau ban di level kompetitif sepanjang musim.

Riot sekali lagi memutuskan untuk merombak Ryze untuk yang kelima kalinya di tahun 2016. Pasifnya diubah, dan ia mendapatkan satu skill baru yang menciptakan portal yang membuat ia dan rekan setimnya bisa berpindah tempat dengan cepat. Ia kemudian ada di posisi yang cukup sehat, sampai akhirnya Riot memutuskan untuk memberikannya buff di tahun 2017, lalu Rune bernama Stopwatch di tahun 2018.

Ryze sekali lagi menjadi salah satu Champion yang terlalu populer di level kompetitif. Ia mendapatkan revamp keenamnya di tahun 2019. Awalnya ia sekali lagi ada di posisi yang cukup sehat di metagame. Sayangnya perlahan ia kembali menjadi salah satu Champion populer di level kompetitif.

Setelah itu, metagame yang berubah membuat popularitas dan win-rate Ryze kembali menurun. Kabar buruknya adalah angkanya dianggap terlalu rendah dan membuatnya tidak pernah lagi terlihat terutama di level kompetitif. Sejak tahun 2021 lalu, Riot Games pun sepertinya kembali membuka wacana akan sekali lagi merombak Ryze.


Saat ini, Riot Games mulai mendatangkan Champion League of Legends ke game mobile mereka yaitu Wild Rift. Tapi melihat Ryze tidak kunjung mendapatkan bentuk yang ideal bahkan setelah lebih dari 10 tahun, sepertinya pemain Wild Rift harus menunggu sampai akhirnya bisa menggunakan Champion ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *