Dota 2

CEO BOOM Esports: “Sampai Bisa Juara The International, Kami Masih Belum Puas Dengan Dota 2”

BOOM Esports adalah salah satu organisasi esports Indonesia yang cukup unik. Saat mayoritas organisasi di tanah air fokus mengelola dan membesarkan tim dan brand di game mobile, BOOM Esports adalah satu dari beberapa organisasi yang masih menuangkan fokusnya ke game PC. Tidak hanya itu, mereka adalah salah satu tim yang masih berkecimpung di Dota 2 sejak tahun 2017.

Setelah lima tahun, berawal dari tim yang hanya berisi pemain Indonesia, BOOM Esports melalui banyak hal. Meskipun sempat meraih beberapa prestasi, BOOM Esports kemudian merombak roster mereka dengan pemain-pemain dari luar Indonesia. Keputusan tersebut membuahkan hasil, karena saat ini BOOM Esports berdiri sebagai salah satu tim yang tidak hanya ditakuti di Asia Tenggara tapi juga di seluruh dunia. Belum lama ini mereka keluar sebagai juara GAMERS GALAXY: Invitational Series Dubai 2022, mengalahkan tim besar seperti Nigma Galaxy dan Team Secret.

Dalam artikel ini, kami menanyakan beberapa CEO BOOM Esports, Gary Ongko, mengenai perjalanan tim Dota 2 yang ia kembangkan hingga hari ini.

wawancara-boom-esports-dota-2-stage
Sumber: Flickr Starladder

1. Ketika pertama kali dibentuk, tim Dota 2 BOOM Esports selalu terdiri dari lima pemain Indonesia sejak tahun 2017. Apakah ada alasan khusus di balik itu?

Karena saya berasal dari Indonesia, saya selalu penasaran. Di olahraga tradisional, karena diet/makanan dan faktor lain, pemain di barat punya badan yang lebih besar, beda dengan pemain Indonesia yang kecil secara fisik. Tapi karena esports lebih mempertandingkan kemampuan otak, saya selalu merasa bahwa tim Indonesia bisa menembus turnamen level dunia.

Saya sendiri pertama kali terjun ke esports di Counter-Strike 1.6 di Indonesia. Dari kenalan di Indonesia, tim Dota 2 BOOM Esports akhirnya terdiri dari lima orang pemain Indonesia. Saat itu saya juga cukup beruntung karena meskipun belum pernah ke The International/Major, tim BOOM Esports saat itu bisa dibilang tiga atau empat besar di Asia Tenggara, sesuatu yang jarang ditemui saat itu.

2. Jika dilihat kembali, bagaimana kiprah tim all-Indo tersebut dari tahun ke tahun? Apakah sudah memuaskan dan mencapai target yang diinginkan?

Target kami tentu saja maju ke The International. Meskipun perlahan meningkat dari segi hasil dan performa, saya masih belum puas dengan hasil yang diperoleh saat itu. Kami bahkan sempat merombak roster yang justru membuat performa tim semakin buruk dan hampir relegasi ke divisi 2 DPC yang tentu saja mengecewakan.

Kamu tentu bisa melakukan banyak hal dengan lebih baik lagi di balik layar. Tapi semuanya sudah terjadi, dan terlepas dari semua kekecewaan yang ada, bisa terbang ke Minor, masuk di peta kekuatan dunia, dan jadi tim yang diwaspadai di Asia Tenggara juga pencapaian yang kami banggakan.

wawancara-boom-esports-dota-2-tournament
Sumber: Flickr Starladder

3. Kendala apa yang dihadapi tim Indonesia tersebut sepanjang perjalanannya? Apa yang jadi momen terbaik dan terburuknya?

Momen terbaik untuk BOOM Esports saat itu tentu saja bisa lolos ke StarLadder ImbaTV Dota 2 Minor Season 3 di tahun 2020 sebagai wakil Asia Tenggara. Walaupun tim Indonesia pertama yang bertanding di Minor adalah RRQ (GESC Indonesia, 2018), tapi mereka lolos lewat kualifikasi khusus Indonesia, sementara BOOM lolos lewat kualifikasi Asia Tenggara.

Untuk momen terburuk mungkin relegasi ke divisi 2 di DPC 2021 lalu. Selain itu gagal lolos kualifikasi The International 10 juga cukup mengecewakan karena saat itu kita cukup pede bisa menang melawan Fnatic di final. Sayangnya kita dua kali kalah lawan TNC dengan hasil yang cukup tipis.

4. Meskipun berkali-kali nyaris lolos, BOOM Esports belum berhasil lolos ke The International sekalipun. Apa yang jadi faktor penyebabnya?

Mungkin kurang beruntung saja. Karena dari segi skill dan leadership BOOM Esports tidak kalah dari tim lain bahkan dengan roster full Indonesia. Buktinya sekarang pun pemain Indonesia masih dianggap hebat. Buktinya mantan pemain-pemain BOOM Esports seperti InYourDream, Jhocam, Mikoto, dan Hyde sekarang bermain di tim-tim besar di Divisi 1 DPC 2022 Asia Tenggara.

Jadi saya rasa BOOM Esports memang kurang beruntung saja, karena kalau sudah ada di puncak, tim mana yang menang biasanya tergantung harinya siapa.

wawancara-boom-esports-dota-2-roster-indo
Sumber: Facebook BOOM Esports

5. Tahun 2020, Covid-19 membuat TI10 dan DPC secara keseluruhan jadi tanda tanya besar. Untuk BOOM sendiri ini terjadi tepat setelah finis empat besar di Starladder Minor. Bagaimana kondisi tersebut mempengaruhi scene Dota 2 di SEA dan juga BOOM Esports?

Karena sudah bermain di level regional, BOOM Esports sendiri sebenarnya masih fokus menghadapi DPC. Saat itu kami juga belum tahu bahwa The International 10 ditunda, jadi Covid-19 awalnya tidak terlalu mempengaruhi kami saat itu.

6. BOOM Esports sendiri sempat finis cukup mengecewakan di DPC 2021 Season 2 yaitu di peringkat tujuh. BOOM Esports sendiri masih bertahan di Divisi 1 karena kasus Omega Esports. Apa yang terjadi terutama di Season 2 tersebut?

Mungkin karena ada perubahan roster yang ternyata tidak sesuai, begitu juga dengan pilihan coach, dan sedikit kurang beruntung. Chemistry antara pemain dan coach juga sempat bermasalah.

Singkatnya ada banyak faktor yang membuat performa kami di DPC 2021 mengecewakan, dan sistem DPC saat ini memang tidak kenal ampun untuk tim yang tidak bisa perform. Padahal nasib masing-masing tim di turnamen tersebut ditentukan hanya dari hasil di tujuh partai yang mereka mainkan.

wawancara-boom-esports-dota-2-khezcute
Sumber: Flickr Starladder

7. Menyambut musim DPC baru, BOOM merombak roster dan untuk pertama kalinya merekrut pemain dari luar Indonesia. Apa alasan di balik keputusan ini?

Saat itu, Khezcute yang merupakan kapten tim memutuskan untuk pensiun. Saya selalu yakin bahwa kapten adalah posisi terpenting dalam tim. Karena di turnamen level tinggi, faktor yang membedakan masing-masing tim biasanya leadership skill di dalam dan luar game. Karena layaknya olahraga tradisional, tidak ada tim yang sukses tanpa kapten yang bagus. Buktinya kita lihat banyak tim superstar yang tidak bisa membuahkan hasil karena tidak punya kapten.

Karena Khezcute pensiun, saya dan tim manajemen BOOM Esports harus membuat keputusan untuk roster Dota 2 kami. Pada akhirnya kami memutuskan untuk mencoba hal baru.

8. Sejauh ini, apakah hasil dari roster baru tersebut cukup memuaskan?

Sejauh ini cukup puas. Tapi karena target kami adalah juara The International, kami masih belum benar-benar puas.

wawancara-boom-esports-dota-2-roster-baru
Sumber: Facebook BOOM Esports Dota 2

9. Apa yang berbeda dari cara BOOM mengelola roster baru ini, baik di luar maupun di dalam turnamen?

Dari sisi manajemen sebenarnya sama saja. Tapi mungkin karena sekarang harus mengelola tim yang beroperasi di luar Indonesia, kami lebih mengandalkan manajer tim untuk keperluan operasional dan logistik.

10. Lalu bagaimana dengan kualitas pemain-pemainnya?

Dari segi pemain juga sebenarnya sama saja. Tapi pemain yang sekarang mungkin lebih mengerti bahwa ketika menjadi pemain profesional, ada banyak hal yang harus diperhatikan selain sekadar bermain. Selain itu karena sudah pernah bermain di organisasi lain dan bahkan bermain di The International, mereka lebih terbuka terhadap ide baru. Sementara itu di Indonesia banyak yang tidak terlalu mengerti dan harus belajar sendiri soal hal-hal di luar game seperti konten, media sosial, dll.

wawancara-boom-esports-dota-2-fbz
Sumber: Flickr Starladder

11. BOOM Esports juga merekrut Mushi sebagai coach. Sebelumnya BOOM sudah sempat menggunakan coach dari luar yaitu Clairvoyance. Apa yang membedakan keduanya?

Mungkin perbedaannya hanya di pemahaman playstyle. Mushi punya pengalaman yang lebih banyak dan lebih memahami gaya bermain di regional Asia, sementara clair yang berasal dari Amerika lebih paham dengan gaya bermain di barat. Mushi juga lebih fokus dalam drafting, sementara saat clair jadi pelatih, kadang pemain juga melakukan drafting.

12. Roster Dota 2 BOOM Esports kemudian menetap bersama di satu tempat yaitu Filipina. Apakah ada kenapa memilih di luar Indonesia?

Karena mengurus logistik dan penerbangan untuk dua orang lebih mudah dan murah daripada tiga haha. Selain itu dari sisi manajamen kami juga ingin belajar cara mengelola tim di luar Indonesia. Ini juga bukan pengalaman pertama kami mengelola tim luar karena sebelumnya kami sempat mengelola tim CS:GO di Brazil dan hasilnya tidak buruk.

wawancara-boom-esports-dota-2-juara
Sumber: Twitter Galaxy Gamers

13. Mengelola tim Dota 2 tentu perlu biaya, baik untuk perekrutan pemain dan biaya operasional lainnya. Dari mana biaya ini diperoleh?

Awalnya dari kantong sendiri. Untungnya karena lahir di saat esports Indonesia masih relatif kecil, dulu biaya untuk mengelola tim esports juga belum terlalu tinggi karena gaji pemain masih belum tinggi dan tim hanya perlu punya gaming house agar bisa disebut tim yang layak. Dari situ kami kemudian mendapatkan sponsorship.

14. Selama lima tahun ini, apakah BOOM Esports mendapatkan profit dari Dota 2? Dari mana sumber pendapatan terbesarnya?

Sponsorship untuk game PC biasanya cukup besar, jadi tim Dota 2 BOOM Esports saat ini sebenarnya cukup profitable.

15. Sebagai salah satu organisasi esports Indonesia yang masih punya tim Dota 2, bagaimana pendapat Anda mengenai scene Dota 2 di Indonesia saat ini?

Scene Dota 2 di Indonesia sebenarnya masih hidup dan aktif. Tapi karena game mobile sangat populer, jumlah pemainnya mungkin berkurang.

Hanya saja di level kompetitif, tim seperti Army Geniuses dan The Apes E-sports mulai muncul dan sepertinya cukup serius dengan investasi mereka di Dota 2. Selain itu prestasi kami dalam beberapa bulan terakhir juga membuat Dota 2 kembali jadi bahan perbincangan di Indonesia.

16. Jika ada pemain Dota 2 yang ingin bermain secara kompetitif, apakah masih memungkinkan untuk bisa bermain di turnamen besar seperti sirkuit DPC, atau sudah terlalu sulit? Saran apa yang bisa Anda berikan untuk mereka yang punya aspirasi ini?

Jelas bisa. Buktinya The Apes E-sports punya pemain yang benar-benar newcomer dan bisa menembus DPC 2022. Selain itu di Army Geniuses juga ada db yang masih tergolong baru.

Pada akhirnya selama ada niat, jalan untuk ke puncak selalu ada. Apalagi di Dota 2 jalannya tidak tertutup di scene atau tim lokal saja. Pemain juga bisa bermain untuk tim luar di level regional.

wawancara-boom-esports-dota-2-ti
Sumber: Flickr Dota 2 TI

17. Untuk tahun ini, apakah BOOM Esports bisa mengirimkan timnya ke The International?

Itu sudah jadi rencana kami sejak awal 😉