Mobile Legends

Sejarah Singkat MOBA, Salah Satu Genre yang Jadi Pionir Esports

MOBA adalah salah satu genre yang menjadi ujung tombak esports saat ini. Jika melihat secara lokal di Indonesia, game esports paling populer adalah Mobile Legends yang merupakan game MOBA. Lalu secara global salah satu game esports paling populer saat ini adalah League of Legends, dan esports dengan jumlah hadiah terbanyak adalah _Dota 2.

Tapi meskipun sangat besar, game dan genre MOBA sebenarnya terbentuk secara tidak sengaja. Selain itu popularitas MOBA tentu jelas tidak terjadi begitu saja. MOBA adalah salah satu genre esports yang cukup lama dan sudah melewati banyak masa. Nah, dalam artikel ini kita akan melihat kembali bagaimana genre MOBA bisa lahir dan kemudian populer menjadi salah satu genre esports terbesar di dunia.

Berasal dari Sebuah Mod

sejarah-moba-esports-aos

Game MOBA pertama yang mendapatkan popularitas yang signifikan adalah Dota. Tapi Dota yang kami maksud di sini bukanlah Dota 2 buatan Valve yang kita kenal sekarang. Bahkan faktanya Dota sendiri sebenarnya terinspirasi dari game lain.

Game MOBA pertama yang lahir sebenarnya adalah sebuah mod Starcraft bernama Aeon of Strife. Buat kamu yang tidak tahu, mod adalah game atau modifikasi sebuah game yang dibuat oleh pemain menggunakan engine dan tools yang disediakan oleh game yang lain. Nah, dalam kasus ini, seseorang menggunakan fitur pembuat map yang tersedia di dalam game Starcraft untuk membuat game buatannya sendiri bernama Aeon of Strife.

Aeon of Strife memiliki konsep yang menjadi cikal bakal game MOBA yang kita kenal sekarang. Dalam iterasi awal Aeon of Strife, kamu bersama tiga pemain lain harus bertahan menghadapi sekumpulan musuh yang bergerak ke arah markas kamu di tiga lane yang berbeda. Untuk menang, kamu harus menyerang balik dan menghabisi base musuh yang ada di sisi lain map.

sejarah-moba-esports-dota

Konsep Aeon of Strife ini kemudian dibawa ke game Warcraft 3. Sama seperti Starcraft, Warcraft 3 juga punya fitur yang memungkinkan pemain membuat mod dan game mereka sendiri. Nah, seorang dengan alias Eul kemudian menciptakan sebuah game mod bernama Defense of The Ancients di tahun 2002.

Tidak seperti Aeon, di Dota kamu tidak hanya berhadapan dengan musuh yang dikendalikan dengan AI, tapi oleh pemain lain. Tidak hanya itu, unit yang kamu gunakan juga punya kemampuan dan atribut uniknya sendiri. Ditambah dengan elemen lain seperti item dan minion di lane, Dota menantang pemain meramu strategi dan bekerja sama dengan tim untuk mengalahkan tim lawan.

Awal Mula Dota dan Genre MOBA

sejarah-moba-esports-dota-allstars

Sejak pertama kali rilis, meskipun belum sempurna, Dota mulai menarik perhatian pemain Warcraft 3. Tapi Eul sendiri kemudian melepas proyek ini dan diambil alih oleh Guinsoo di tahun 2004. Ialah yang kemudian menyulap Dota menjadi Dota Allstars dengan bentuk seperti yang kita kenal sekarang, mulai dari bentuk map secara umum hingga itemnya.

Sejak titik ini, Dota kemudian menjadi salah satu mod yang paling terkenal di Warcraft 3. Perlahan banyak pemain yang memainkan Warcraft 3 bukan untuk memainkan game RTS tersebut, tapi bermain Dota.

Tahun 2005, Guinsoo kemudian melepas proyek Dota ke dua orang kontributornya. Tapi satu yang kemudian bertahan hingga saat ini adalah Icefrog. Di tangan Icefrog, Dota yang sudah populer menjadi sangat populer dan dimainkan oleh puluhan juta pemain. Situs utama untuk komunitas Dota saat itu, Dota-Allstars, punya lebih dari satu juta akun terdaftar. Tidak hanya itu, Dota juga kemudian diterjemahkan ke bahasa Mandarin dan juga langsung populer di China.

sejarah-moba-esports-eswc

Popularitas ini juga melahirkan scene esports pertama untuk Dota. Turnamen mulai bermunculan dan dengan hadiah uang. Memang, hadiah yang dihadirkan tidak seberapa. Tapi di masa di mana istilah esports sendiri masih sangat asing, bisa mendapatkan uang dari bermain game sudah jadi pencapaian tersendiri. Seiring banyaknya turnamen, pemain mulai membentuk tim permanen, banyak di antaranya berdiri di bawah payung organisasi yang sekarang cukup dikenal seperti Fnatic dan Na’Vi.

Selama lima tahun, Dota menjadi game kompetitif yang paling populer di seluruh dunia. Tapi tidak hanya itu, popularitas Dota kemudian membuat banyak orang yang mencoba membuat game dengan formula yang sama dan akhirnya melahirkan genre baru bernama MOBA atau multiplayer online battle arena.

Munculnya Saingan dan Awal Puncak Popularitas MOBA

sejarah-moba-esports-dota678

Terlepas dari popularitasnya dan menjadi “nenek moyang” MOBA, Dota tetap punya satu kelemahan yaitu kompleksitas. Dota adalah game yang sangat rumit dan sulit dipahami. Ini membuat banyak pemain yang tertarik langsung segan ketika dihadapkan dengan kompleksitas game ini.

Tidak hanya itu, status sebagai mod juga membuat Dota miskin fitur dan terbatas pada apa yang dimiliki oleh Warcraft 3 sebagai “engine”-nya. Banyak developer yang sadar akan kekurangan dan keterbatasan tersebut dan berusaha membuat game yang “lebih baik dari Dota.”

Dari tahun ke tahun, banyak game MOBA baru yang bermunculan, tapi banyak yang hanya meniru Dota tanpa mampu menawarkan hal yang baru. Satu-satunya game yang saat itu bisa menyaingi popularitas Dota adalah Heroes of Newerth dengan gameplay yang lebih cepat.

Icefrog selaku developer Dota pun tidak diam saja dengan kreasinya. Saat banyak developer berlomba-lomba membuat “pesaing” Dota, ia juga sudah bekerja sama dengan Valve untuk mengembangkan Dota 2 yang dibuat menggunakan Source, sebuah engine khusus buatan Valve.

Gold Rush, dan Puncak Popularitas MOBA

sejarah-moba-esports-league-of-legends

Tapi sembari itu ada satu lagi game MOBA yang ternyata mampu menyaingi dan bahkan mengalahkan popularitas Dota dan Dota 2. Pembuatannya juga melibatkan beberapa punggawa lama yang sempat membantu menciptakan Dota seperti Guinsoo dan Pendragon. Game tersebut bernama League of Legends.

League of Legends meminjam banyak konsep yang dimiliki oleh Dota dan sering ditemui di banyak game MOBA. Tapi game ini mengurangi banyak mekanisme yang rumit agar lebih mudah dipahami oleh pemain yang lebih awam. Harapannya dengan lebih mudah dipahami, pemain bisa langsung merasakan keseruan game MOBA.

Strategi tersebut terbukti berbuah manis karena League of Legends langsung meraih popularitas yang signifikan. Mereka juga perlahan mulai membenahi dan meningkatkan kualitas game tersebut terutama dari segi penampilan visual. Tidak hanya itu, mereka juga langsung mencoba menginjakkan kaki ke ranah esports dengan mengadakan turnamen internasional dan bahkan tingkat dunia walaupun masih dalam skala sangat kecil.

sejarah-moba-esports-worlds-1

Icefrog dan Valve juga tidak ketinggalan. Mereka juga memperkenalkan Dota 2 dengan cara mengadakan turnamen global bernama The International di tahun 2011, tahun yang sama League of Legends mengadakan World Championship pertamanya. Tidak tanggung-tanggung, The International hadir dengan hadiah yang bombastis yaitu US$1,6 juta. Pada masa itu, belum ada satupun turnamen esports yang memiliki hadiah sebesar itu.

Dota 2 dan League of Legends kemudian terus hidup sebagai dua game MOBA terbesar dan tidak bisa disaingi. League of Legends terus bertengger di puncak sebagai game MOBA dan bahkan game esports terpopuler di dunia. Sementara itu Dota 2 dikenal sebagai game esports yang punya turnamen internasional dengan hadiah terbesar. Turneman terbarunya, The International 2021, memiliki prizepool sebesar US$40 juta.

Lahirnya MOBA di Layar Smartphone

sejarah-moba-esports-smartphone

Kokohnya Dota 2 dan League of Legends di puncak genre MOBA tidak membuat developer lain berhenti mencoba membuat game MOBA tandingan. Sayangnya hingga hari ini tidak ada yang bisa menggeser keduanya. Beberapa game MOBA mampu bertahan dengan mempertahankan niche mereka sendiri, tapi tidak sedikit yang kemudian mati begitu saja.

Tapi setelah 2011, industri dan teknologi game mulai berkembang, dan industri esports sendiri juga mulai booming. Game esports kemudian bisa lahir dari berbagai genre dan kemudian populer. Selain itu masih banyak potensi yang belum dijangkau oleh para developer yang memang ingin terjun ke ranah esports. Salah satu ruang yang masih terbuka lebar saat itu adalah platform mobile.

Seiring perkembangan teknologi, smartphone yang awalnya hanya berfungsi sebagai alat komunikasi kemudian menjelma menjadi salah satu platform untuk bermain game. Seiring waktu, teknologi smartphone kemudian mampu memainkan genre game yang biasanya hanya bisa kamu jumpai di PC mulai dari FPS, battle royale, dan tentu saja MOBA.

sejarah-moba-esports-vainglory

Sejak tahun 2014/2015, beberapa game MOBA smartphone perlahan mulai bermunculan dengan ide gameplay mereka masing-masing dan menuai sukses. Masing-masing negara punya “pemenang” yang berbeda untuk genre ini. China misalnya, punya Honor of Kings yang kemudian diadaptasi menjadi Arena of Valor di pasa global. Sementara itu di Indonesia, banyak game yang sempat menuai popularitas, mulai dari Arena of Valor hingga Vainglory. Masing-masing bahkan sempat mencoba membuat scene esports-nya sendiri di Tanah Air. Tapi yang kemudian berada di puncak adalah Mobile Legends.

Seiring waktu banyak game lain kehilangan audiens baik untuk game maupun scene esports mereka, Mobile Legends sukses menjadi game esports paling populer di Indonesia saat ini. Tidak tanggung-tanggung, saat artikel ini ditulis, Mobile Legends juga merupakan game esports mobile paling populer di dunia, mengalahkan game lain tidak hanya di genre MOBA tapi juga genre yang lain.

sejarah-moba-esports-mpl

Saat ini, game MOBA tetap bertahan hidup sebagai salah satu genre esports terbesar di dunia saat ini. Game MOBA PC seperti Dota 2 dan League of Legends tetap mendapatkan sorotan utama berkat popularitas dan scene esports-nya yang sangat besar secara global. Lalu di saat yang sama MOBA di smartphone juga mulai mendapatkan popularitasnya, terutama di pasar Asia yang tidak memiliki kultur PC seperti negara-negara barat.

Tapi perlahan developer dan publisher game MOBA smartphone ini juga mulai mengincar pemain di negara-negara barat, entah itu dengan turnamen internasional dengan jangkauan yang lebih luas seperti Mobile Legends dengan M3-nya, atau menghadirkan franchise yang populer PC ke layar smartphone seperti Wild Rift.


Seiring waktu, game mana yang akan jadi cabang esports yang populer mungkin akan berubah, mungkin juga tidak. Dominasi game MOBA PC mungkin perlahan akan tergeser oleh saudaranya di smartphone, mungkin juga tidak mengingat kuatnya kultur PC di negara barat. Tapi terlepas dari itu, MOBA tetap menjadi salah satu genre yang jadi pionir di esports dan saya rasa akan tetap jadi salah satu genre esports yang populer dalam beberapa tahun ke depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *