Dota 2

Di Balik Hype yang Ada, Boston Major Memunculkan Sebuah Kekhawatiran Baru

Seperti yang kamu ketahui, Valve minggu lalu mengumumkan Fall Major yang akan diadakan di Boston, Amerika Serikat. Turnamen Major pertama di musim 2016-2017 ini akan diadakan dari tanggal 3 sampai 10 Desember 2016, dan babak kualifikasinya diadakan dari tanggal 23 sampai 30 Oktober.

Berita ini tentunya menciptakan hype ke komunitas Dota 2 di seluruh dunia. Setelah beberapa bulan tanpa adanya level tinggi selain MDL, kita akhirnya kembali mendapatkan turnamen Dota 2 level tinggi yang akan diikuti oleh tim-tim top dari seluruh dunia. Tapi di sisi lain, berita ini juga ternyata berdampak buruk ke pihak lain yang berada di ekosistem Dota 2.

Dilema Besar Pihak Ketiga dalam Menyelenggarakan Turnamen

Buat kamu yang belum tahu, di mata tim kompetitif Dota 2, Major is such a big deal. Total hadiahnya yang sebesar US$3 juta jauh melampaui turnamen manapun selain The International. Selain itu, hasil yang diperoleh tiap tim di Major akan cukup menentukan peluang masing-masing tim untuk bisa diundang langsung ke The International, dan juga turnamen-turnamen lainnya.

Jadi, begitu tim tahu tanggal untuk Major, mereka akan lebih memilih untuk fokus ke Major ketimbang turnamen lain. Waktu dan tenaga yang mereka alokasikan untuk Major sendiri tidak sembarangan. Tim biasanya terbang ke negara tempat Major tersebut diadakan paling tidak dua sampai tiga minggu sebelum hari-H untuk melakukan bootcamp atau latihan intensif, dan juga menghindari jetlag yang sangat mempengaruhi performa pemain.

Penyelenggara turnamen dan event pihak ketiga seperti ESL, Dreamhack, dan Epicenter tahu persis tentang itu, dan sebisa mungkin menyelenggarakan turnamen di tanggal yang tidak bertabrakan atau terlalu dekat dengan tanggal Major. Atau, kalau penyelenggara tersebut punya tanggal yang fix, mereka bisa menentukan apakah mereka bisa mengadakan turnamen Dota 2, atau harus beralih ke game lain.

Nah, di sini letak masalahnya. Entah bagaimana, Valve sepertinya tidak berkoordinasi dengan pihak penyelenggara pihak ketiga. Tanggal untuk Boston Major sangat berdekatan dengan dua turnamen yang sudah diumumkan sebelumnya, yaitu babak final Dreamhack Dreamleague Season 6 di tanggal 25 sampai 26 November, dan The Summit 6 dari Beyond The Summit di tanggal 7 sampai 11 Desember.

Beyond The Summit sebagai penyelenggara The Summit 6 punya ruang untuk beradaptasi dan memutuskan untuk mengubah tanggal turnamen menjadi 16 sampai 20 November. Mereka cuma mengadakan turnamen untuk satu game yang diadakan di rumah milik sendiri.

Selain itu, The Summit sendiri diadakan di Los Angeles, Amerika Serikat. Tim yang menjadi peserta Major dan juga The Summit bisa dengan mudah merencanakan persiapan mereka. Cukup tentukan tempat bootcamp yang strategis diantara Boston dan Los Angeles, hadir di The Summit sebagai salah satu ajang persiapan dan latihan, lakukan bootcamp, lalu hadir di Major.

Tapi Dreamhack tidak seleluasa itu. Dreamleague sendiri adalah bagian dari Dreamhack, sebuah event gaming besar yang diadakan di sebuah venue super besar di Swedia yang sudah disewa untuk tanggal yang fix. Mereka tidak bisa begitu saja mengubah tanggal untuk final Dreamleague.

Tim yang menjadi peserta Major tentunya tidak mau terbang dari Swedia ke Amerika hanya enam hari sebelum Major. Risiko jet-lag yang dihadapi akan sangat besar. Imbasnya, Team Secret, OG, dan Evil Geniuses memutuskan untuk mundur dari Dreamleague. Dreamhack sendiri baru-baru ini mengumumkan tim pengganti beserta talent yang akan memeriahkan acara, baik sebagai komentator ataupun host.

Daripada Rugi dan/atau Bingung, Lebih Baik Menjauh

Mundurnya tiga tim top tersebut dari Dreamleague merupakan pukulan telak untuk Dreamhack. Mengundang tiga tim top di turnamen tentunya menjanjikan jumlah penonton yang cukup besar ketika mereka bertanding. Prediksi angka jumlah penonton ini bisa saja digunakan oleh Dreamhack sebagai salah satu daya jual turnamen mereka ke sponsor.

Malah, beberapa klausa dan deliverable mereka ke sponsor mungkin ada sangkut pautnya dengan prediksi angka penonton tersebut. Misalnya, dengan tim-tim ini, satu pertandingan bisa disaksikan oleh rata-rata 20.000 penonton. Itu berarti 20.000 bisa melihat brand sponsor orang secara online.

Kalau kemudian Dreamhack dipaksa untuk mengundang tim yang kurang terkenal sebagai pengganti, yang tentunya tidak akan mendatangkan penonton dalam jumlah yang sama. Padahal, Dreamhack mungkin saja sudah menandatangan kontrak dengan sponsor dengan beberapa ekspektasi deliverables yang mungkin bergantung pada jumlah penonton online. Akibatnya mereka harus memodifikasi persetujuan mereka kalau si sponsor mau, atau harus memutar otak untuk tetap memenuhi ekspektasi sponsor yang tertera di kontrak.

Pihak Dreamhack juga sebenarnya sudah tahu bahwa mengumumkan atau memilih mengadakan turnamen Dota 2 sebelum Valve mengumumkan tanggal untuk Fall Major adalah sesuatu yang berisiko. Tapi, entah kenapa, Valve sangat lambat dalam mengumumkan tanggal ini, padahal Dreamhack tidak bisa menunggu terlalu lama, karena mereka harus melakukan persiapan ini dan itu. Akhirnya mereka mengambil risiko mengumumkan Dreamleague untuk Dota 2, dan sayangnya kemungkinan terburuk yang mereka takutkan malah terjadi.

Dreamhack sendiri bukan satu-satunya penyelenggara yang kerepotan mengambil keputusan untuk mengadakan turnamen Dota 2. Well, semua penyelenggara pasti kerepotan. Membuat sebuah turnamen premium yang mengundang tim-tim besar perlu persiapan yang tidak sedikit, mulai dari mencari venue sampai mempersiapkan semua kelengkapannya. Semua itu memerlukan usaha, biaya, dan tentu saja waktu.

Menentukan waktu dan tanggal untuk turnamen Dota 2 sebelum Valve mengumumkan tanggal Major adalah sesuatu yang berisiko, tapi di sisi lain mereka tidak bisa menunggu terlalu lama. Dreamhack memilih mengambil risiko tersebut. Tapi penyelenggara lain mungkin saja memilih untuk beralih untuk mengadakan game lain, dan itu bisa saja menjadi keputusan jangka panjang, dalam artian mereka tidak akan lagi mengadakan turnamen Dota 2 karena risikonya yang terlalu besar.

Efek jangka panjangnya, karena semakin berkurangnya turnamen, ranah kompetitif Dota 2 akan semakin sepi, tim dan organisasi akan kesulitan mencari tempat untuk unjuk gigi dan menumbuhkan brand mereka. Itu pada akhirnya akan membuat sponsor enggan bekerja sama dengan organisasi atau tim Dota 2. Ujung-ujungnya, semua orang akan menjauh dari ranah kompetitif Dota 2, dan itu akan berimbas ke game ini secara keseluruhan, karena ranah kompetitif atau esports adalah salah satu alat marketing untuk sebuah game.


Kita sendiri belum tahu apa yang menyebabkan Valve sampai harus menunggu sangat lama untuk mengumumkan tanggal Major atau sama sekali tidak berkomunikasi dengan penyelenggara pihak ketiga. Mungkin Valve sendiri memang kesulitan mencari venue untuk Major sehingga terlambat untuk membuat pengumuman. Atau mereka mungkin masih memiliki masalah yang sama, yaitu punya komunikasi yang buruk karena kekurangan sumber daya manusia.

Tapi bagaimanapun juga, Valve dan komunitas Dota 2 harus mencari jalan tengah untuk mengatasi masalah ini kalau mau esports Dota 2 teteap berjalan dengan baik dan menarik audience dalam jumlah besar