Kamus dan Serba-Serbi EsportsMobile Legends

7 Alasan Pemain Profesional Lakukan Pause di Turnamen Esports

Turnamen esports selalu menjadi tontonan yang menarik bagi anak muda dan sangat menghibur banyak orang. Selain karena ajang ini menjadi tempat untuk bertemunya pemain terbaik dari masing-masing tim untuk mempertunjukkan skill masing-masing dalam meraih juara. Namun, turnamen esports juga memiliki beberapa hal yang tidak disukai penonton. Salah satu tindakan tersebut adalah tindakan pause.

Meskipun tidak disukai, tindakan pause memiliki ragam alasan yang membuat penonton bisa memaklumi hal tersebut. Adanya tindakan pause membuat panitia dapat mengkondisikan hal-hal yang mengganggu keberlangsungan turnamen esports. Selain itu, terdapat beberapa alasan pemain lakukan tindakan pause di turnamen Esports.

Berikut adalah 7 alasan pemain profesional lakukan tindakan pause di turnamen esports.

Kendala Peripheral

Kendala peripheral ini umumnya terjadi di scene esports game PC. Alasan yang membuat pemain profesional melakukan pause tentunya karena terjadinya kendala mouse lag, keyboard lag, audio error, dan yang lain sebagainya. Kendala ini sangat umum terjadi dan tentunya para penonton sudah memaklumi terjadinya hal ini. Karena tidak ingin hal ini sering terjadi, biasanya pemain akan melakukan custom match bersama rekan setim untuk memastikan tidak ada kendala di peripheral.

Kendala Koneksi

Saat pandemi kali ini banyak turnamen yang dialihkan ke online yang membuat banyaknya kendala terutama koneksi yang tidak stabil. Kendala koneksi akhirnya menyebabkan pemain melakukan pause dan menunggu hingga lancar. Tentunya, hal ini akan sangat mengganggu pemain dan tim profesional karena insiden lag merupakan salah satu insiden yang akan membuat tim profesional kalah secara tidak adil.

Tim MPL Indonesia, EVOS Legends pernah mendapatkan kerugian berkat insiden lag karena koneksi saat melawan ONIC Esports MPL ID Season 6. EVOS Legends yang melakukan pause terpaksa harus kehilangan batas waktu mereka sehingga beberapa pemain harus rela AFK di base karena masalah ini. Akibat hal ini, regulasi MPL Indonesia langsung memperbarui peraturan mereka dan membuat waktu pause lebih panjang.

Game Break

Selain koneksi dan peripheral, terdapat satu kendala yang mengganggu jalannya permainan yang membuat pemain harus melakukan pause. Kendala tersebut adalah kerusakan yang terjadi di dalam game atau biasa yang disebut dengan game break. Kondisi ini membuat permainan sulit dilanjutkan dan terkadang pihak penyelenggara harus memutuskan untuk mengulang permainan dari awal. 

Untuk mengatasi masalah ini, beberapa penyelenggara melakukan beberapa cara agar game break bisa diatasi. Seperti Riot Games, developer yang menaungi League of Legends ini memberikan sebuah fitur bernama Chronobreak. Fitur ini membuat dapat membuat penyelenggara dapat mengembalikan kondisi ke beberapa detik sebelum kondisi game memancing break. Chronobreak tentunya sangat membantu semua komponen pertandingan yang ingin mempercepat pause karena hal yang tidak diinginkan.

Tactical Pause

Meskipun tidak ada kendala, terkadang pemain melakukan pause agar dapat memaksimalkan kembali strategi mereka. Pause ini biasanya disebut dengan tactical pause. Setiap tim biasanya diberikan waktu terbatas untuk melakukan tactical pause dan merancang ulang apa yang terjadi. Meskipun terlihat tidak adil, tactical pause ternyata tidak hanya terjadi di esports

Pada olahraga tradisional basket, terdapat time out yang diinisiasi oleh pelatih untuk memberikan waktu jeda, istirahat serta menyusun ulang strategi yang diberikan oleh masing-masing tim. Tentunya, adanya fitur time out dan tactical pause dapat membuat pemain dapat lepas dari stress dari pressure serta dapat membuat strategi dapat dilancarkan lebih baik dibandingkan daripada sebelumnya.

Taunt Pause

Tindakan ini mungkin tidak pantas untuk ditiru oleh beberapa game esports. Taunt pause adalah pause yang dilakukan oleh pemain untuk mengejek lawannya. Terdengar tidak masuk akal, taunt pause pernah terjadi di dunia esports. Salah satunya pada pertandingan Dota 2 dimana Dendi melakukan pause untuk mengejek lawan sekaligus sahabatnya, Puppey. Tindakan ini ia lakukan pada saat All-Star Match TI3.

Meskipun taunt pause pernah terjadi, tindakan taunt biasanya akan berakibat pada penalti yang diberikan oleh pihak penyelenggara. Tidak hanya itu, fans dari tim musuh biasanya akan sangat marah dan membuat mereka menyerang pemain yang melakukan taunt pause.

Air Tumpah 

Meskipun terdengar konyol, kejadian ini pernah terjadi di dunia esports. Dimana salah satu pemain profesional League of Legends, Svenkeren melakukan hal yang gegabah dengan menumpahkan air minum yang ia minum dan membuat meja dan peripheral di sekitar basah. Hal ini tentunya membuat pemain harus melakukan tindakan pause

Berbeda dengan tindakan pause sebelumnya, tindakan pause kali ini membuat penonton tidak kesal menunggu namun malah justru tertawa. Hal ini juga membuktikan meskipun pemain profesional terlihat seperti monster di dalam game, mereka juga manusia yang melakukan kesalahan.

Izin ke Toilet

Sebagai pemain profesional yang akan bertanding, sebaiknya pemain harus ke toilet sebelum akhirnya masuk ke panggung. Tidak lucu apabila pemain mendadak harus ke toilet ketika sedang bertanding dan berakhir dengan izin ke toilet ketika berada di tengah-tengah pertandingan seperti yang dilakukan oleh CuVee saat pertandingan melawan SKT T1 di 2017 LCK Summer Split. 

https://www.youtube.com/watch?v=tuUU1VsLsQI

Pada pertandingan playoff round 1, CuVee melakukan pause di menit ke-27 dan keluar dari stage. Tentunya hal ini membuat orang bertanya-tanya kendala apa yang dialami oleh CuVee. Sesaat setelah itu, alasan kenapa CuVee keluar terungkap setelah caster membacakan kendala yang dialami yaitu “Toilet Issue” yang berarti CuVee ingin ke Toilet.