CS:GODota 2Fighting GamesHearthstoneLeague of LegendsOverwatch

Apa Itu Esports dan Panduannya untuk Semua Orang

Untuk sebagian orang, ini adalah sebuah tontonan yang membosankan. Tapi bagi sebagian lainnya, tontonan ini sangat mendebarkan dan memacu adrenalin. Rivalitas yang panas, nama-nama legendaris dan daftar panjang turnamen yang bisa diikuti setiap tahunnya membuat olahraga ini mulai disukai semua orang. Apakah ini sepak bola? Bukan, ini adalah esports.

Ada perbedaan besar antara pertandingan olahraga dengan esports, walaupun sama-sama menggunakan kata sports. Bila kamu orang awam, mungkin kamu tidak mengerti perbedaannya. Maka dari itu kami membuat artikel ini agar kamu mengerti dan esports semakin diterima orang banyak.

Permainannya

Perbedaan terbesar antara liga olahraga pro seperti NBA, FIFA, dan MLB dengan liga game pro seperti Major League Gaming (MLG), adalah gamenya. Dalam esports kamu bakal berhadapan dengan berbagai genre, mulai dari FPS, MOBA, RTS, TCG dan Fighting. Game-gamenya bisa berasal dari Capcom untuk seri Street Fighter, Valve untuk Counter-Strike: Global Offensive dan DOTA 2, Blizzard untuk Starcraft II: Heart of the Swarm dan Hearthstone. Selain judul-judul di atas, kita juga mengenal Tekken, Super Smash Bros, Melee, seri Call of Duty, Injustice, League of Legends, VainGlory dan banyak lagi.

Terkadang sulit untuk menjelaskan mengapa sebuah permainan itu begitu seru dan mengesankan, apalagi kepada orang awam yang belum pernah memainkan gamenya. Padahal semua game di atas memiliki tujuan yang sama, yaitu mengalahkan musuh atau tim lawan. Tapi layaknya sebuah pertandingan catur, setiap langkah sangatlah penting walaupun tujuan akhirnya sangat sederhana.

Esports memiliki masalah yang sedikit berbeda dibanding olahraga biasa, yaitu sulitnya membuat penonton mengerti atau mendapatkan informasi tentang apa yang sedang terjadi di layar dan apa yang menyebabkan sebuah tim menang atau kalah. Padahal pertandingan esports berlangsung lebih cepat dari olahraga konvensional. Hasilnya banyak orang tua atau orang awam yang tidak tertarik dengan esports bila dibandingkan dengan olahraga konvensional lainnya seperti sepak bola misalnya.

Selain bermasalah dengan informasi, esports juga kalah umur dengan cabang olahraga lain. Basket misalnya, sudah berumur 123 tahun dengan gameplay yang selalu sama dengan perubahan aturan sangat minim. Bandingkan dengan umur esports yang baru 45 tahun dengan gameplay yang selalu berubah-ubah di setiap serinya dan balancing yang terjadi di sana-sini.

Turnamen dan Liga

Esports juga memiliki berbagai turnamen dan liga layaknya olahraga konvensional. Tetapi penyelenggaraan turnamen esports biasanya berjalan lebih mudah dan bisa dilakukan tanpa harus bertatap muka. Karena kelebihannya ini, turnamen dan liga esports lebih sporadis ketimbang olahraga konvensional.

Sebagai contoh Valve menggelar The International setiap tahunnya untuk DOTA 2, sedangkan Capcom menggelar Capcom Cup untuk Street Fighter V. Selain dua liga besar tersebut, esports masih memiliki liga-liga besar lainnya seperti DreamHack, EVO, Tekken Crash, StarLadder, dan lain sebagainya. Ini belum menghitung turnamen online yang lebih kecil yang mungkin terjadi tiap bulan atau tiap minggu.

apa-itu-esports-dan-panduannya-untuk-semua-orang 3

Banyaknya turnamen ini menyebabkan data turnamen dan pemain tidak sentralistik. Untunglah beberapa situs berhasil memetakan hasil pertandingan atau liga yang pernah berlangsung dan kemampuan setiap pemain esports.

Siapa yang Bertanding?

Mengenal siapa pemain esports menjadi salah satu kunci untuk memahami esports. Sama seperti atlet olahraga, para pemain yang berprestasi akan mendapatkan sorotan dan tempat tersendiri di hati penggemarnya. Kalau atlet sudah memiliki penggemar setia dan sanggup menggerakan masa, biasanya atlet tersebut bakal dilirik oleh sponsor.

Terkadang beberapa atlet esports jadi terkenal bukan karena prestasinya, tetapi karena kepribadiannya dan pembawaannya yang menarik. Hal inilah yang sedikit banyak membedakan antara esports dengan olahraga konvensional. Pada olahraga konvensional, atlet terkenal biasanya memiliki segudang prestasi sebelum akhirnya tampil biasa saja dan pensiun. Di esports, orang yang memiliki prestasi biasa saja bisa jadi lebih terkenal dibandingkan para juara yang langganan naik podium dan menenteng piala.

Kita ambil contohnya SingSing yang sebenarnya memiliki prestasi yang biasa-biasa saja di DOTA 2, tetapi sebagai streamer SingSing sudah cukup terkenal. Hal yang sama bisa kita lihat juga pada sosok KayPea, yang tidak pernah menjadi pemain profesional tetapi juga terkenal di kalangan streamer League of Legends.

apa-itu-esports-dan-panduannya-untuk-semua-orang 2

Tim dan negara juga bukan menjadi batasan para pemain esports. Sebagai contoh, pada setiap pertandingan EVO para atlet yang bertanding terkadang tidak menjadi representatif negara atau tim tertentu. Mereka bertanding demi diri mereka sendiri dan kemenangan mereka ya untuk diri mereka sendiri. Perbedaan ini menyebabkan peta kekuatan para pemainnya lebih beragam dengan spektrum sangat luas dan dinamis.

Fans

Dengan usia yang sangat muda esporst menghasilkan fans yang lebih muda dari segi umur maupun statusnya, ketimbang olahraga konvensional. Para fans ini memiliki jumlah yang bisa dibilang masih kecil tetapi memiliki dampak dan pengaruh yang sama kuatnya dengan fans olahraga lain dan masih terus tumbuh.

apa-itu-esports-dan-panduannya-untuk-semua-orang 1

Para fans ini belum bisa dimonetize sepenuhnya dan para pemain terkenal dan tim besar belum memiliki cara efektif untuk menjual merchandise mereka dengan mudah. Hal inilah yang menyebabkan para fans esports belum terlihat dengan jelas kecuali kalian mengenali beberapa logo tim dan sponsor yang tertera di baju mereka.


Nah, itulah tadi perbedaan antara esports dengan olahraga konvensional. Silakan tunjukkan artikel ini bila teman, saudara atau orang tua kamu bertanya, apa itu esports?

Baca juga: 8 cara mudah menjadi atlet esports