Dota 2

Tidak Bisa Mewadahi Pemainnya Di Turnamen Besar, OG Lepas OG.Seed

Setelah setengah tahun, organisasi pemenang The International 2019 OG harus melepas tim keduanya, OG.Seed. Kelima pemain yang tergabung dalam roster tim tersebut masih dalam status free agent dan menunggu adanya organisasi lain yang mau meminang mereka.

OG.Seed dibentuk pada akhir bulan November 2019 lalu dan beranggotakan lima pemain lama namun minim prestasi. Gagasan di balik pembentukan tim ini adalah menanam “benih” DNA OG ke pemain yang punya determinasi untuk meraih prestasi yang signifikan dengan didikan langsung dari para pemenang The International seperti N0Tail dan Ceb.

Sejak terbentuk, OG.Seed beberapa kali mengikuti kualifikasi dan DPC 2019-2020. Prestasi terbaik mereka sejauh ini adalah runner-up di Dota Summit 12 bulan Maret 2020 lalu dan seiring waktu sepertinya akan memperlihatkan grafik performa yang terus menanjak.

Sayangnya, pandemi COVID-19 mengubah bentuk ranah kompetitif Dota 2 secara keseluruhan. Ditundanya The International 2020 membuat kalender turnamen Dota 2 menjadi sulit dinavigasi. Selain itu, karena banyak turnamen besar akhirnya dilaksanakan secara online dan bersifat regional, OG dan OG.Seed mau tidak mau harus bermain di satu turnamen dan regional yang sama, yaitu Eropa. Dalam pengumuman resminya, OG menyatakan bahwa situasi tersebut menciptakan conflict of interest dan/atau salah satu tim tidak bisa bertanding di turnamen tersebut karena regulasi di mana satu turnamen hanya boleh diisi oleh satu tim dari organisasi yang sama. Sebagai tim kedua, tentunya OG.Seed yang harus mengalah dan terpaksa bermain di turnamen tier 3.

Karena tidak bisa memberikan wadah agar para pemainnya berkembang (bertanding di turnamen tier 1), OG dan kelima pemain OG.Seed sepakat untuk berpisah. Tapi mereka masih mendapatkan waktu 30 hari untuk mendapatkan rumah baru atau organisasi yang mau merekrut mereka.