Kuku Dilarang Bermain di Turnamen WESG, Kali ini Oleh Pemerintah Chongqing
Masih ingat dengan kasus Kuku dan The Chongqing Major? Beberapa minggu setelah turnamen Major tersebut, kasus ini ternyata belum selesai.
Untuk kamu yang belum tahu, sebelum The Chongqing Major, Kuku dari tim TNC Predator sempat mengeluarkan ungkapan rasis ke pemain China di public matchmaking Dota 2. Muncul rumor bahwa pemerintah Chongqing melarang Kuku datang dan bertanding di The Chongqing Major. Namun pada akhirnya Valve-lah yang melarang Kuku untuk bertanding.
Kemarin, Kuku ternyata sekali lagi dilarang untuk datang ke Chongqing untuk bertanding di turnamen WESG. Bedanya, kali ini yang mengeluarkan putusan larangan bermain bukanlah Valve, melainkan pemerintah setempat. Dikutip dari Cybersport, WESG mengumumkan sebagai berikut:
“Mengikuti permintaan dari kementerian luar negeri dan kementerian keamanan di Chongqing, kami mengumumkan bahwa Kuku tidak diizinkan untuk masuk ke kota Chongqing untuk bertanding di turnamen WESG sesuai dengan keputusan pemerintah kota setempat.”
“Sebagai penyelenggara, WESG akan mengikuti instruksi pemerintah setempat. Ini adalah keputusan akhir.”
Lepas Tangan, Valve Sekali Lagi Mendapat Keluhan
Dalam thread Reddit, DanielJ dari Valve kemudian memberikan penjelasan sebagai berikut.
“Informasi yang tersedia saat itu (The Chongqing Major) adalah pemerintah setempat menyatakan kekhawatirannya terhadap keamanan dan keributan di media sosial. Namun kami tidak menerima larangan resmi dan kami masih punya ruang diskusi untuk memperbaiki kondisinya. Kami tidak begitu khawatir tentang keamanan saat itu karena kami sudah pernah menghadapi beragam masalah terkait pemerintah setempat, dan ada banyak cara untuk mengatasi kekhawatiran tersebut. Namun kami tidak mengambil tindakan karena merasa Kuku tidak layak hadir mengingat bagaimana timnya mencoba menutup-nutupi permintaan maaf resmi mereka. Hingga saat itu (sebelum The Chongqing Major), kami sama sekali tidak mendengar kabar lebih lanjut. Artinya ada kemungkinan situasi di Chongqing berubah. Namun kami tidak mengantisipasi akan ada masalah di Shanghai (venue TI9).”
Berita larangan plus pernyataan dari perwakilan Valve ini menuai tanggapan negatif dari komunitas pemain di Reddit. Kecuali pemerintah Chongqing benar-benar berubah pikiran setelah The Chongqing Major, pernyataan Valve bahwa pemerintah Chongqing tidak pernah mengeluarkan larangan untuk Kuku dianggap menutup-nutupi sang tuan rumah.
Terlepas dari itu, fakta bahwa pemerintah setempat bisa melangkahi Valve untuk hal ini memberikan kekhawatiran sendiri terutama untuk The International 2019 yang akan diadakan di Shanghai. Pernyataan “tidak mengantisipasi akan ada masalah di Shanghai” juga tidak diterima dengan baik oleh anggota komunitas. Banyak yang ingin Valve untuk lebih proaktif memastikan keamanan di venue turnamen mereka.
Bukan Kasus Pertama
Ini bukan pertama kalinya Valve terlibat dalam masalah terkait PR dan komunikasi. Sejak lama mereka memang dikenal sangat jarang buka mulut dan cenderung lepas tangan kecuali mereka sangat harus turun tangan. Ketika mereka turun tangan pun pernyataan mereka kadang rancu dan tidak spesifik.
Tahun 2017 lalu misalnya, mereka merilis pernyataan terkait hak membuat konten dari turnamen third party. Dalam kasus tersebut satu penyelenggara turnamen menyayangkan beberapa streamer yang menyiarkan konten turnamen sang penyelenggara di channel pribadi.
Pernyataan tersebut sedikit rancu dengan himbauan untuk play nice. Baru di awal 2018 mereka membuat pernyataan yang lebih spesifik. Namun itupun setelah ESL yang menyiarkan turnamen mereka di Facebook melaporkan tuntutan pelanggaran hak cipta dan membuat beberapa streamer di Twitch terkena ban.
Sekali lagi, approach yang lepas tangan sampai di saat akhir ini bukanlah hal baru dari Valve. Namun kasus kali ini membuat banyak yang khawatir dan meragukan integritas Valve dan nasib The International 2019 nanti.
Memang, WESG bukanlah turnamen Dota Pro Circuit sehingga ada kemungkinan Valve tidak akan mengambil tindakan segera. Namun jika ternyata ada pihak yang bisa melangkahi Valve dan melarang pemain untuk bertanding hanya karena satu kalimat di dalam public game, kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan terutama di The International 2019 di Shanghai.