Dota 2

Deny, Bounty Rune, dan Kenapa Dual Lane di Dota 2 Populer Saat ini

Turnamen The International 2018 akan dimulai dalam waktu satu minggu. Dengan patch yang tidak akan berubah paling tidak dalam waktu tiga minggu ke depan, tidak ada salahnya untuk melihat kembali seperti apa meta-game di Dota 2 saat ini. Dari artikel ini mungkin saja kamu bisa mempelajari hal baru, entah itu cara bermain atau pilihan hero saat fase pick/draft.

Beberapa bulan ini, meta-game di Dota 2 selalu menitik beratkan pada laning phase. Lane yang menjadi fokus adalah lane samping alias atas dan bawah. Karena itu formasi laning yang paling ideal saat ini adalah dual lane.

Ini jelas jauh berubah dari meta-game yang sebelumnya menitikberatkan rotasi support dan formasi dual lane mid. Namun pertanyaan yang lebih penting adalah apa yang memicu perubahan ini?

Deny dan Bounty Rune

metagame-dual-lane-exp
Sumber: Purgegamers

Satu penyebab utama yang membentuk meta-game saat ini adalah perubahan pada deny terhadap creep. Sebelumnya, ketika kamu melakukan deny, lawanmu masih mendapatkan 70 persen XP dari creep tersebut, sementara kamu mendapatkan 30 persen. Angka tersebut kemudian berubah drastis di update Dueling Fates (7.07), di mana ketika melakukan denly lawanmu hanya mendapatkan 25 persen XP, sedangkan kamu sendiri juga mendapatkan 25 persen XP.

Dengan perubahan tersebut, melakukan deny menjadi sangat penting. Ketika kamu sering melakukan deny, berarti kamu membuat lawanmu tertinggal jauh dari segi level dan tentunya gold. Artinya hero lawan tersebut tidak akan memiliki dampak yang signifikan dalam pertandingan kecuali ada yang membantunya di lane.

Inilah yang membuat kenapa dual lane lebih disukai di meta game saat ini. Ketika kamu bermain sebagai solo offlane, kamu hampir dipastikan akan menerima pressure dan harass. Kamu akhirnya dipaksa bermain aman dengan berada di jarak yang memberikanmu XP tapi tidak mengincar last hit sama sekali.

metagame-dual-lane-bounty-rune

Perubahan pada Bounty Rune juga membuat efek dari perubahan deny tersebut semakin signifikan. Ketika kamu ditekan dan kalah di lane, lawanmu yang sudah unggul level bebas bergerak ke mana saja, termasuk mengambil Bounty Rune. Karena sekarang memberikan gold ke semua anggota tim, Bounty Rune membuat tim yang unggul di lane semakin unggul.

Dulu, “menyerap XP” sebagai offlaner adalah hal yang normal, karena meskipun sedikit terlambat kamu pasti akan mendapatkan level yang kamu inginkan. Sekarang itu tidak berlaku lagi. Kamu harus bisa mencuri dan memperebutkan last hit dan deny serta Bounty Rune. Kamu tidak bisa melakukannya sebagai solo offlaner dan membutuhkan bantuan.

Memang, kadang kamu akan tetap ditekan dan menerima damage. Namun dengan bantuan satu hero lagi, kamu punya cara untuk bermain sedikit lebih berani, balas memberikan pressure, dan mencuri last hit, bahkan ketika kamu menghadapi tri-lane sekalipun. Dengan begitu kamu bisa mendapatkan level yang kamu inginkan dan bisa berkontribusi lebih ke depannya. Dalam kasus paling ideal, kamu malah bisa memenangkan lane dan snowball dari situ.

Menang atau Selamat di Laning Phase

metagame-dual-lane-harass

Ini membuat cara bermain juga berubah, terutama di awal permainan. Lane is super important. Begitu kamu bisa memenangkan dua lane, kamu bisa menekan dan menguasai map yang berarti mengambil tower dan Bounty Rune. Dari situ kamu bisa snowball dengan cepat kecuali lawan melakukan adaptasi dan/atau tim kamu melakukan kesalahan.

Bagaimana cara memenangkan lane? Pressure. Tekan lawan dengan spell sehingga ia kesulitan untuk mendapatkan last hit. Dari situ, kamu bisa mendapatkan last hit dan tentunya deny untuk membuat lawanmu tertinggal.

Karena lane pressure serta last hit di laning phase menjadi sangat penting, hero yang unggul dalam dua hal tersebut menjadi sangat diuntungkan di meta-game ini. Tidak cuma itu, build untuk beberapa hero juga berubah..

Salah satu kelompok hero yang populer saat ini adalah mereka yang bisa memberikan pressure di lane untuk memperebutkan last hit. Untuk posisi support misalnya, Crystal Maiden dan Winter Wyvern masuk dalam kategori ini berkat spell AoE mereka, yaitu Crystal Nova dan Splinter Blast. Windranger dan Dark Willow juga sama berkat animasi serangan yang sangat bagus sekaligus burst damage

metagame-dual-lane-build

Crystal Maiden sendiri adalah hero yang saat ini bisa dikatakan broken jika kita melihat statistik di Dotabuff. Ini semua berkat buff yang ia terima di patch 7.18 di mana Crystal Nova sekarang menghasilkan damage yang lebih besar.

metagame-dual-lane-popularitas-hero

Hero yang bisa bertahan menghadapi lane pressure juga sempat populer. Salah satu yang cukup populer di turnamen Dota Summit 9 adalah Necrophos yang punya heal sekaligus damage dari Death Pulse. Sebelum mendapatkan nerf, Warlock juga cukup populer karena Shadow Word yang cukup murah dan bisa digunakan dari jarak aman.

Satu hal yang positif dari meta-game saat ini adalah (almost) anything can be viable. Selama satu atau kombinasi dua hero yang dipilih bisa bertahan atau bahkan menang di laning phase, hero tersebut bisa digunakan.

Fnatic misalnya, masih sering menggunakan carry dengan lane presence yang lemah seperti Spectre, Medusa, Ember Spirit, bahkan sampai Terrorblade. Untuk menutupi kelemahan hero tersebut di lane mereka selalu memasang hero support yang memberikan sustain seperti Warlock atau Oracle, atau yang bisa memberikan pressure seorang diri seperti Windranger atau Ogre Magi.

Potensi Snowball yang Terlalu Cepat

Sayangnya, meta-game kali ini juga punya dampak negatif. Karena permainan bisa snowball sejak laning phase, hasil akhir sebuah pertandingan kadang bisa diprediksi sejak awal permainan.

Dalam sebuah podcast, salah satu analis The International 2018 Synderen mengatakan bahwa hasil akhir pertandingan bisa ketahuan di menit 10 jika ada satu tim yang unggul di laning phase.

Bagaimana tidak, jika kalah di lane, kamu akan ketinggalan XP. Setelah itu tim kamu juga akan ketinggalan gold karena kamu tidak bisa memperebutkan Bounty Rune. Tim yang unggul kemudian semakin unggul. Synderen sendiri menganggap bahwa Icefrog perlu membuat perubahan agar laning phase punya dampak yang lebih kecil, atau Bounty Rune punya value yang lebih kecil. Dengan begitu hasil pertandingan bisa diprediksi ketika ada tim yang unggul 5.000 gold di menit 10.

Sayangnya, suka atau tidak, hingga patch7.19 seperti inilah meta-game yang dipahami, dan patch inilah yang akan dimainkan di The International 2018 nanti. Apakah ini berubah seiring makin berkembangnya pemahaman tim terhadap meta-game saat ini? Bisa saja. Apakah ini akan membuat pertandingan di The International 2018 nanti membosankan karena satu tim menang dua dari tiga lane? Semoga tidak. Karena pada akhirnya kita tidak ingin babak final The International 2014 terjadi sekali lagi.